Rabu, 30 Januari 2019

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO BAB I, AKREDITASI PUSKESMAS

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO
BAB I
PENDAHULUAN


panduan,acuan,bab,akreditasi ,puskesmas,manajemen resiko,
AKREDITASI PUSKESMAS

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Puskesmas termasuk ke dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di Puskesmas, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung Puskesmas. Sehingga sudah seharusnya Puskesmas menerapkan Manajemen Resiko. Manajemen resiko adalah sebuah proses formal untuk mengidentifikasi, menganalisa dan merespon sebuah resiko secara sistemik, sepanjang jalannya pekerjaan, untuk mendapatkan tingkatan tertinggi atau yang bisa diterima dalam hal mengeliminasi resiko dan control resiko.

A.   Latar Belakang
Manajemen resiko adalah upaya menanggulangi semua resiko yang mungkin terjadi di sebuah instansi, diperlukan sebuah proses yang dinamakan sebagai manajemen resiko. Manajemen resiko merupakan metode penanganan sistematis formal dimana dikonsentrasikan pada mengidentifikasikan dan pengontrolan peristiwa atau kejadian yang memiliki kemungkinan perubahan yang tidak diinginkan. Resiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan/aktifitas yang dilakukan manusia.
Resiko dapat dikelompokan dalam beberapa karakteristik, yaitu :
1.   Resiko berdasarkan sifat
1.1.    RESIKO SPEKULATIF yaitu resiko yang memang sengaja diadakan agar di lain pihak dapat diharapkan hal-hal yang menguntungkan. Contoh : penjualan produk.
1.2.    RESIKO MURNI yaitu resiko yang tidak disengaja yang jika terjadi dapat menimbulkan kerugian secara tiba-tiba. Contoh resiko kebakaran.
2.   Resiko berdasarkan asal timbulnya
2.1.    RESIKO INTERNAL yaitu resiko yang berasal dari dalam lingkungan sendiri. Misalnya resiko kerusakan peralatan kerja karena kesalahan pengoperasian.
2.2.    RESIKO EKSTERNAL yaitu resiko yang berasal dari luar lingkungan sendiri. Misalnya resiko pencurian.
Puskesmas merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks. Semakin luas pelayanan kesehatan dan fungsi suatu puskesmas maka semakin kompleks peralatan dan fasilitasnya. Kerumitan yang meliputi segala hal tersebut menyebabkan puskesmas mempunyai potensi yang bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi pasien dan tenaga medis, resiko ini juga membahayakan pengunjung puskesmas.
Di Puskesmas ............ terdapat tiga kegiatan manajemen resiko yang menjadi acuan sebagai dasar pencegahan terhadap resiko yang mungkin terjadi, yaitu ;
a)        Manajemen resiko lingkungan
Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan manajemen risiko untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas atau kegiatan di Puskesmas pada kesehatan pasien, petugas maupun pada lingkungan.
b)        Manajemen resiko klinis
Manajemen risiko merupakan proses identifikasi, evaluasi, mengendalikan dan meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh. Manajemen risiko layanan klinis adalah suatu pendekatan untuk mengenal keadaan yang menempatkan pasien pada suatu risiko dan tindakan untuk mencegahterjadinya risiko tersebut.
Manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas dilaksanakan untuk meminimalkan risiko akibat adanya layanan klinis oleh tenaga kesehatan di Puskesmas yang dapat berdampak pada pasien maupun petugas.
Tujuan utama penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas adalah untuk keselamatan pasien dan petugas.Penyusunan panduan manajemen risiko layanan klinis bertujuan untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang paling aman untuk pelanggan Puskesmas.

c)     Manajemen resiko pelaksanaan program
Manajemen risiko pada pelaksanaan program Puskesmas merupakan upaya untuk mengidentifikasi, menganalisa dan meminimalkan dampak atau risiko atas pelaksanaan program Puskesmas.
    
    B. Tujuan Manajemen Resiko
Tujuan Umum :
Sebagai acuan untuk penerapan manajemen resiko di Puskesmas ............
Tujuan Khusus :
1.   Semua resiko akibat kegiatan Puskesmas dapat teridentifikasi lebih awal sehingga dapat meningkatkan keamanan dan keselamatan pasien
2.   Resiko yang teridentifikasi dapat dianalisis sehingga dapat diminimalisir dan dicegah
3.   Kegiatan di Puskesmas lebih tertata dan berjalan dengan aman