Jumat, 06 Desember 2019

8 Keindahan Pantai Pandawa Bali

Tags

Pantai Pandawa Bali Yang Indah
Sewa Mobil Murah di Bali, Pantai Kuta Bali, Keindahan Sunset,  Pantai Sanur Bali, Seawalker Tanjung Benoa Bali, Watersport Tanjung Benoa,pulau bali, pulau dewata, Bali Island, Bali island of the gods,
Pantai Pandawa Bali


Pantai Pandawa Pulau Bali, merupakan tempat wisata dengan pasir putih yang sangat indah. Pantai Pandawa terletak di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Tidak hanya wisatawan domistik yang berkunjung di pantai Pandawa tapi juga banyak dari wisatawan mancanegara.
Pantai Pandawa merupakan salah satu tempat wisata yang menjadi tujuan para wisatawan,karena sudah sangat terkenal akan keindahan alamnya.

8  Pesona Pantai Pandawa Bali
Untuk menikmati keindahan di pantai Pandawa Beragam sarana tersedia antara lain :

1.Trasportasi Wisata Pantai Pandawa
Dengan menggunakan mobil wisata di pantai pandawa, anda bisa mengelilingi serta menikmati keindahan sekitar pantai pandawa. Hal ini untuk menyingkat waktu  melihat sekeliling pantai pandawa.

2. Tempat selfie Yang Indah
Jangan lupa untuk mengabadikan Momen yang sangat membahagiakan ketika anda berkunjung di pantai pandawa ini, karena di lokasi ini sangat banyak tempat untuk berselfie ria.
Tempat selfie dengan latar belakang yang cukup terkesan antara lain:
1.Jalan Diantar dua tebing
2.Patung kasatria pandawa

3.Latar belakang tulisan Pantai Pandawa yang terletak di atas
 tebing
4.Dengan Latar belakang laut
  
3.Berenang di laut biru
Dengan air laut yang jernih dan berwarna biru serta ombak laut yang tenang sangat cocok untuk menikmati segarnya air laut.

4.Berjemur di pinggir Laut Pandawa
Sambil bersantai serta mengeringkan badan yang basah bisa menyewa perlengkapan untuk berjemur di pinggir pantai, serta bisa bersantai untuk memandang aktifitas sekeliling wisatawan dan menikmati keindahan laut lepas yang indah.


5.Bermain Kano
Untuk melihat keindahan pantai pandawa, anda bisa berkeliling dengan menggunakan kano, untuk menggunakan kano banyak tersedia jasa penyewaan kano di sekitar lokasi pantai. Dan untuk naik kano juga akan di lengkapi dengan fasilitas jaket pelampung sebagai alat keselamatan apabila kano terbalik.

6.Naik Paralayang
Untuk menikmati keindahan pantai pandawa di lihat dari atas, serta untuk memacu adrenalain, anda bisa bermain atau menyewa paralayang

7. Berburu  Kerajinan dan makanan kas Bali
Bila berwisata kurang  lengkap jika tanpa berbelanja. Di sekitar lokasi Pantai Pandawa banyak tersedia toko yang menjajakan barang kerajinan khas Bali, dan warung yang menyuguhkan makanan kas pulau dewata.
Harga relatif terjangkau,atau bila  pintar untuk menawar bisa mendapatkan harga yang murah saat berbelanja di toko sekitar Pantai Pandawa.

8. Melihat Budidaya Rumput Laut
Di Pantai Pandawa juga terdapat budidaya rumput laut yang dilakukan oleh warga setempat.
Dan masih banyak lagi lokasi yang indah di pantai pandawa Pulau Bali



Indahnya Pantai Pandawa Pulau Bali

Tags



Pantai Pandawa Pulau Bali

pantai pandawa bali, pulau bali, tempat wisata bali,pasir putih,
Pantai Pandawa Pulau Bali


Bila kita wisata ke pantai pandawa Bali maka akan melewati jalan yang di apit dengan keindahan tebing di kanan kiri jalan yang sangat indah, dan pada tebing bagian atas akan tampak  tulisan pantai pandawa.
Serta anda akan melihat patung kasatria pandawa dan dewi kunti yang berjajar, seolah menyambut kedatangan kita. Kelima patung  kasatria Pandawa yang berwarna putih. Dari tempat  paling atas, terdapat patung Dewi Kunti merupakan ibu dari kelima para ksatria Pandawa. secara berurutan dengan jarak sekitar 5 meter tiap patung, berdiri patung Dharma Wangsa atau dikenal Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan terakhir Sadewa.
Pantai pandawa yang berlokasi di Desa Kutuh, Kecamatan Kutu Selatan, Kabupaten Badung Bali,
Dari jalan raya, anda akan dapat menikmati keindahan pantai pandawa yang membentang serta hamparan pasir putih dan birunya air laut.
Pantai pandawa salah satu tempat wisata di pulau Bali  yang mempunyai panorama yang sangat indah.

Area Parkir
Untuk parkir kendaraan atau mobil di pantai pandawa sangat luas, dan dari tempat parkir, anda sudah dapat menikmati keindahan pantai pandawa dan lokasi parkir berada di bibir pantai serta area yang bersih, sarana sanitasi akan mudah di temukan pada tempat tersebut.

Mobil wisata Pantai Pandawa
Untuk mengelilingi lokasi pantai pandawa juga disediakan mobil wisata dengan tarif sangat terjangkau, andapun bisa bertanya dengan sopir tentang pantai pandawa.
Di area parkir juga terdapat kios-kios atau toko-toko yang menawarkan oleh-oleh kas Pulau Bali.

Kawasan Pantai Pandawa
Setelah berada pada lokasi pantai pandawa , akan tampak keindahan alam yang sangat mempesona , pasir pantai yang berwarna putih, air laut tenang yang berwarna biru. Yang berkunjung di pantai pandawa tidak hanya dari wisatawan domistik tapi juga banyak dari wisatawan mancanegara. Untuk kebersihan di pantai pandawa cukup bersih dan terjaga,
Di pantai pandawa juga tersedia area untuk berjemur dengan menyewa payung atau tempat duduk atau tikar. Sambil berjemur akan bisa melihat aktifitas kegiatan para wisatawan. Juga terdapat sarana olah raga air.



Minggu, 01 Desember 2019

SK KEPALA PUSKESMAS TENTANG PEDOMAN SURVEILANS MALARIA


PEMERINTAH KABUPATEN .........................
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS .........................
Alamat : Jln.  .........................  Kecamatan .........................
Kabupaten .........................Telp. ............Kode Pos ….......
Email : puskesmas.........................@gmail.com
akreditasi puskesmas,sk kepala puskesmas,sop,pedoman,
akreditasi puskesmas




KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS .........................
NOMOR : 2.../KP /SK/I/20...

TENTANG

PEDOMAN SURVEILANS MALARIA

KEPALA UPT PUSKESMAS .........................,

Menimbang
:
a.
bahwa dalam rangka pencegahan, pengendalian dan pemberantasan malaria secara dini diperlukan adanya suatu sistem surveilans terpadu;
b.
bahwa agar penyelenggaraan surveilans malaria sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat berjalan secara efektif dan efisien perlu adanya suatu pedoman yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan;
Mengingat
:
1.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan lembaran Negara Nomor 3273);
2.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);
3.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548);
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3447);
5.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
7.
Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009;
10.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1116/Menkes/SK/V III/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan;
11.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/SK/ X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu;
12.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 949/Menkes/SK/ VIII/2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB);
13.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/ XI/2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;
M E M U T U S K A N :
Menetapkan
:

Kesatu
:
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS ......................... TENTANG PEDOMAN SURVEILANS MALARIA.
Kedua
:
Pedoman Surveilans Malaria dimaksud Diktum Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
Ketiga
:
Pedoman dimaksud Diktum Kedua agar digunakan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan kegiatan surveilans malaria.
Keempat
:
Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Keputusan ini dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai tugas dan fungsinya masing-masing.
Kelima
:
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.


PEDOMAN SURVEILANS MALARIA, AKREDITASI PUSKESMAS


PEDOMAN SURVEILANS MALARIA

Pedoman Surveilans Malaria,Akreditasi Puskesmas,sop,
Nyamuk Malaria





I.     PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
Di Indonesia malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama. Penyakit malaria
mempunyai pengaruh yang sangat besar pada angka kesakitan dan kematian
bayi, anak balita dan ibu melahirkan, serta dapat menyebabkan
penurunan produktifitas kerja.   
Terjadinya peningkatan kasus malaria yang disertai dengan KLB di beberapa
daerah, disamping karena umumnya malaria terjadi di daerah terpencil yang
jauh dari pusat pelayanan kesehatan masyarakat juga karena pemantauan
 dan analisa data malaria yang masih lemah  di semua jenjang, sehingga
tindakan yang dilaksanakan sering  tidak memberikan hasil yang optimal.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, program pemberantasan
malaria mengeluarkan kebijakan program meliputi beberapa kegiatan terpadu,
yaitu diagnosa dini dan pengobatan tepat, serta pemantauan, pencegahan
dan penanggulangan KLB malaria secara dini.
Salah satu kegiatan utama untuk mendukung keberhasilan program
tersebut, diperlukan adanya suatu sistim surveilans yang dilaksanakan pada
semua tingkat administratif.



B.   Pengertian
Surveilans epidemiologi adalah suatu rangkaian proses pengamatan secara
terus menerus sistematik dan berkesinambungan melalui pengumpulan,
analisa, dan interpretasi  data kesehatan dalam upaya untuk memantau
 suatu peristiwa kesehatan agar dapat dilakukan penanggulangan yang
efektif dan efisien.

Berdasarkan pemahaman terhadap pengertian surveilans tersebut, maka
Surveilans malaria dapat diartikan sebagai kegiatan yang terus menerus,
teratur dan sistematis dalam pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data malaria untuk menghasilkan informasi yang akurat
yang dapat disebarluaskan dan digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan tindakan penanggulangan yang cepat dan tepat disesuaikan
dengan kondisi setempat.



Definisi Operasional:
1. Malaria adalah suatu penyakit yang akut maupun kronis yang disebabkan
parasit plasmodium yang ditandai dengan gejala demam berkala, menggigil dan
 sakit kepala yang sering disertai dengan anemia dan limpha yang
membesar (Pampana, 1969)
2. Malaria klinis : penderita dengan gejala demam secara berkala, menggigil
dan sakit kepala dan juga sering disertai dengan gejala khas daerah
 diare pada balita sakit atau sakit otot pada orang dewasa )
3. Malaria positif : penderita yang dalam darahnya ditemukan parasit
plasmodium melalui pemeriksaan mikroskopis.
4.   Penderita malaria meninggal : Penderita yang meninggal karena
malaria bila dalam darahnya ditemukan parasit malaria dari hasil
konfirmasi laboratorium.

C.   Tujuan
Surveilans dalam program pemberantasan malaria bertujuan :
1.    Melakukan pengamatan dini (SKD) malaria di Puskesmas dan unit
2.     pelayanan kesehatan lainnya dalam rangka mencegah KLB malaria.
2.   Menghasilkan informasi yang cepat dan akurat
3.   Penanggulangan KLB malaria secara dini.
4.   Mendapatkan trend penyakit malaria dari waktu ke waktu.
5.   Mendapatkan gambaran distribusi penyakit malaria menurut orang,
tempat dan waktu.



D.  Sasaran
1.   Tersangka penderita malaria (klinis) dan positif malaria, populasi
dan wilayah yang terkena resiko penularan (sumber dan wilayah penularan).
2.   Waktu atau periode penularan.

E.   Kebijksanaan
1. Pengumpulan, pengolahan, interpretasi data malaria dilakukan pada
semua tingkat administratif mulai dari  Puskesmas Pembantu, Puskesmas,
Rumah Sakit Kabupaten/Propinsi/Pusat, Dinas Kesehatan Kabupaten/Propinsi
dan Pusat (Departemen Kesehatan).
3.    Meningkatkan kemitraan dalam jaringan informasi malaria diantara
4.    sektor-sektor terkait
3.  Upaya pemberantasan malaria yang tepat dan cepat yang berpedoman
 "evidence base" (fakta).  



 II.   KEGIATAN SURVEILANS MALARIA
Kegiatan surveilans malaria terbagi menjadi 3 periode yaitu :
A.     Surveilans periode kewaspadaan sebelum Kejadian Luar Biasa (KLB)
B.      atau surveilans Periode Peringatan Dini (PPD)
B.   Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
C.   Surveilans Pasca Kejadian Luar Biasa

A.   Surveilans Periode Peringatan Dini (PPD)
Adalah suatu kegiatan untuk memantau secara teratur perkembangan
penyakit malaria di suatu wilayah dan mengambil tindakan pendahuluan
untuk mencegah timbulnya Kejadian Luar Biasa (KLB).

Kegiatan surveilans Periode Peringatan Dini:
1.   Pengumpulan data kasus di masing-masing jenjang
2.   Pengolahan dan analisa data
3.   Pelaporan
4.   Visualisasi data
5.   Tindakan saat terjadi peningkatan kasus
6.   Peningkatan jenjang kemitraan




1.   Pengumpulan data kasus di masing-masing jenjang
Jenis Data kasus malaria yang dikumpulkan di setiap jenjang baik di
tingkat Puskesmas, merupakan data situasi malaria yang secara umum dapat
dibagi menjadi beberapa periode, yaitu : Periode Peringatan Dini (PPD)
 dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB).
a.    Kegiatan di tingkat Puskesmas
Data dikumpulkan/dianalisa :
1)   Data kasus:
a)    Data kematian per desa/dusun per minggu
b)   Pengamatan kasus malaria klinis per desa per minggu
c)    Pengamatan kasus malaria positif dan spesiesnya per desa per minggu
d)   Kelompok umur penderita (bayi, balita, anak sekolah dan dewasa) per desa
 per minggu
e)    Penyelidikan epidemiologi pada semua penderita malaria positif
f)     Penderita malaria diobati klinis dan radikal
g)    Penderita yang masih positif setelah diberi pengobatan
Data tersebut dapat diperoleh dari buku registrasi Pustu, buku registrasi
dan pemeriksaan laboratorium Puskesmas, laporan Juru Malaria Desa
(JMD), pencatatan Kader malaria serta pencatatan penderita yang
memperoleh pengobatan.
2)   Data upaya pemberantasan vektor
Data tersebut adalah data temporer dimana dilaporkan jika dilakukan suatu
upaya pemberantasan, misal : Penyemprotan rumah,
Pemolesan kelambu larvicidingBiological Control, pembersihan lumut dl.

3)   Data vektor
Pengamatan jentik per-bulan, kepadatan nyamuk dewasa (dilakukan
asisten entomologi kabupaten dibantu Co. Ass. Entomologi Puskesmas)

4)   Data logistik
Stok obat anti malaria (Artesunate+Amodiaquin, Klorokuin,
primakuin, sufadoksin+pirimetamin, kina tablet dan kina injeksi),
bahan laboratorium, peralatan.

5)   Data demografi
Jumlah penduduk per desa/dusun, penduduk menurut golongan umur,
pekerjaan dan lain-lain.

6)   Data lingkungan
a)    Stratifikasi daerah persawahan, hutan, pantai dll.
b)   Data curah hujan



2.   Pengolahan/analisa
Data kasus malaria dan yang berhubungan dengan kasus tersebut diolah
dan dianalisa dengan memperhatikan variabel-variabel sebagai berikut :
a. Indikasi situasi malaria:
1) Situasi Malaria di Puskesmas yang sudah mampu memeriksa spesimen
arah secara laboratorium :
a)  Jumlah malaria positif mingguan per desa meliputi :
          Jumlah kasus malaria yang positif
          Penderita yang memperoleh infeksi setempat (indigenous)
          Malaria positif per 1000 penduduk per bulan ( Monthly Parasite
Incidence / MoPI )
b)   Jumlah / Proporsi P.falciparum
c)    Jumlah kematian karena malaria atau dengan gejala malaria
2)   Situasi Malaria di Puskesmas yang belum mampu melakukan
pemeriksaan spesimen secara laboratorium :
a)    Jumlah malaria klinis per desa per minggu
b)   Malaria klinis per 1000 penduduk per bulan (Monthly Malaria Incidence/
MoMI )
c)    Jumlah kematian diduga karena malaria (dengan gejala malaria)

b. Indikasi Perubahan Lingkungan
Perubahan perobahan lingkungan atau perobahan curah hujan yang
mengakibatkan kecenderungan perkembangbiakan vektor malaria dan
perpindahan penduduk rentan ke daerah malaria, sebagai contoh:
1) Adanya pembukaan daerah baru (transmigrasi)
2)   Adanya penebangan hutan
3)   Adanya pembukaan tambang tradisional
4)   Adanya penebangan/peremajaan hutan bakau
5)   Adanya tambak udang/ikan yang terbengkalai
6)   Lagun yang mulai tertutup pada musim kemarau

c. Tingkat reseptivitas daerah
untuk melengkapi kegiatan Peringatan Dini perlu dilakukan pemantauan
dan pemetaan terhadap daerah yang masih memiliki tempat perindukan
vektor potensial (reseptif) serta tingkat endemisitasnya.

d. Situasi Lingkungan
1)   Daftar lokasi dan waktu penempatan transmigrasi
2)   Daftar lokasi peremajaan / penebangan hutan
3)   Daftar lokasi tambak udang / perikanan
4)   Daftar daerah malaria




3. Visualisasi
Untuk memudahkan pengamatan, maka semua data disajikan atau
divisualisasikan dalam bentuk yang mudah dipahami yaitu diubah dalam
bentuk : Tabel, Grafik, Peta dan sebagainya.

4. Tindak lanjut
Bila terjadi kecenderungan peningkatan penderita malaria, dilakukan
 upaya penanggulangan sebagai berikut :
a. Mass Fever Survey (MFS)
1)   Pemeriksaan spesimen darah tersangka malaria pada semua penderita
demam dan dilakukan pengobatan klinis atau pengobatan radikal terhadap
semua penderita malaria positif.
2)   Penyelidikan Epidemiologi (PE) dilakukan untuk mengetahui apakah kasus
 yang terjadi indegenous atau import serta untuk mengetahui sampai sejauh
mana penyebaran kasus. PE dilakukan pada semua kasus malaria positif.
b.   Pengamatan vektor
Dilakukan pengamatan vektor untuk mengetahui jenis vektor yang
sudah dikonfirmasi maupun suspek vektor, dan perilaku vektor.
c.    Pemberantasan vektor
Untuk menekan penularan malaria, dilakukan upaya pemberantasan vektor
dengan berbagai metoda yang disesuaikan dengan kondisi setempat.




B.   Periode KLB
Kegiatan surveilans yang dilakukan dalam Periode dimana kasus
malaria menunjukkan proporsi kenaikan dua kali atau lebih
dari biasanya/sebelumnya dan terjadi peningkatan yang bermakna baik
penderita malaria klinis maupun penderita malaria positif atau dijumpai
 keadaan penderita P.falciparum dominan atau ada kasus bayi positif baik
disertai ada kematian karena atau diduga malaria dan adanya keresahan
masyarakat karena malaria.

Kegiatan yang dilakukan yaitu:
1.   Konfirmasi KLB, termasuk:
a.     Pengumpulan data demografi
b.     Mass Blood Survey
c.      Penyelidikan Epidemiologi, baik berdasarkan aspek tempat, waktu dan
 orang juga jenis vektor
2.   Analisa Data, termasuk:
a.   Proporsi kasus (pola kasus maksimum minimum)
b.   Ada tidaknya kematian
c.    Ada keresahan di masyarakat
d.   Membuat rencana penanggulangan
e.    Penanggulangan KLB
f.     Penyusunan laporan penanggulangan yang sudah dilaksanakan.

C. Paska KLB
Kegiatan sama seperti pada periode Peringatan Dini. Monitoring dilakukan
dengan cara pengamatan rutin atau melakukan survei secara periodik pada
lokasi KLB (MFS atau MS), juga melakukan survei vektor dan lingkungan .





III.     PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA

A. Pengertian data dan informasi

1.     Data adalah fakta yang benar terjadi dan belum dapat dipergunakan
2.     untuk menentukan rencana dan menetapkan keputusan.
3.     Informasi adalah data yang telah diolah dan dianalisis sehingga dapat
4.     digunakan oleh pimpinan untuk mengambil keputusan.
3.   Data primer adalah data yang diambil langsung dari individu dengan  
      survai, kuisioner.
5.     Data sekunder adalah data yang diambil tidak langsung (dari laporan),
6.     misalnya angka kematian dari desa dan penggunaan insektisida
7.     oleh pertanian.
Untuk setiap kegiatan data itu sangat diperlukan sebagai bahan untuk
menyusun perencanaan dan pelaksanaan serta melakukan penilaian
terhadap kegiatan yang dilakukan. Oleh karena itu data yang akan disusun
menjadi informasi adalah data yang datang dari sumbernya dan benar isinya.
Dengan data yang benar maka hasil pengolahan dan analisisnya akan berguna
 bagi pimpinan untuk menyusun perencanaan dan mengambil keputusan.



B. Pengumpulan Data
1.   Sumber
        Sebelum data dikumpulkan harus mengetahui secara tepat dari mana
 data tersebut dapat dikumpulkan atau didapat. Sumber data ini penting
diketahui sebab apabila data yang kurang tepat atau kurang benar, maka
 akan memudahkan untuk mengadakan umpan balik atau minta penjelasan
lebih lanjut tentang data tersebut. Sumber data dapat diperoleh dari berbagai
sumber tergantung dari jenis data yang diperlukan misalnya:
a.     Kantor Kelurahan/Desa dan masyarakat.
b.     Puskesmas Pembantu.
c.      Puskesmas, Rumah Sakit baik pemerintah maupun swasta.
d.     Dinas Kesehatan.
e.      Dinas Pertanian, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan.
2.   Jenis

Bila telah jelas sumbernya, harus diketahui pula jenis data apa saja yang
diperlukan atau ditentukan. Dengan mengetahui jenis data yang diperlukan,
 maka tidak akan terjadi data yang dibutuhkan tidak ada, dan data yang
tidak diperlukan justru melimpah. Kejadian semacam ini sering terjadi. Oleh
karena itu sebelum menetapkan jenis data yang diperlukan harus ada kejelasan
 data itu, bagaimana data itu akan dianalisis dan untuk kepentingan apa
hasil analisis itu diperlukan.

Jenis data yang diperlukan dalam program pemberantasan malaria mencakup :
a.    Data kependudukan yang mencakup antara lain :
1) Jumlah penduduk suatu wilayah (Puskesmas, Kabupaten, Propinsi).
2) Jumlah penduduk menurut strata epidemiologi (pantai, pegunungan dan
 lain-lain).
3)   Jumlah penduduk daerah endemis malaria.
4)   Jumlah penduduk di lokasi pemberantasan vektor.
5)   Jumlah penduduk di lokasi transigrasi.

b.   Data epidemiologi
Data epidemiologi yang harus diperhatikan dalam pemberantasan penyakit
malaria mencakup data :
1)   Pembagian wilayah strata epidemiologi
Desa pantai, pinggir hutan, daerah dataran, pegunungan dan lain-lain.
2)   Angka malaria klinis/positif
a)    Data kunjungan ke puskesmas
b)   Penderita yang mendapat pengobatan
c)    Jumlah sediaan darah yang diperiksa
d)   Penderita malaria yang dirujuk
e)    Data hasil survei parasitologi, entomologi dan lain-lain survei (PR < SR)
3)   Angka kematian
4)   Data lingkungan
a)    Reseptivitas
b)   Iklim
c)    Tempat perindukan potensial
d)   Luas wilayah pertambakan
e)    Penebangan hutan dan lain-lain.


c.    Data entomologi
Data entomologi yang perlu diketahui sebagai berikut:
1)   Bionomik vektor
2)   Peta penebaran vektor
3)   Musim kepadatan vektor
4)   Efikasi insektisida terhadap vektor
5)   Tempat perindukan vektor

d.   Data hasil kegiatan
Data hasil kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pemberantasan
vektor, meliputi:
1)   Kegiatan penyemprotan rumah, meliputi data:
a)    Waktu penyemprotan
b)   Luas rumah yang disemprot
c)    Jumlah rumah yang disemprot
d)   Jumlah insektisida yang digunakan
e)    Jumlah jiwa yang dilindungi
2). Kegiatan larviciding, meliputi:
a)    Luas tempat perindukan
b)   Jumlah luas komulatif tempat perindukan
c)    Jumlah larvasida yang digunakan
d)   Tanggal pelaksanaan
3)   Kegiatan pemolesan kelambu meliputi data sebagai berikut:
a)    Nama desa
b)   Jumlah penduduk
c)    Jumlah kelambu yang digunakan
d)   Jenis insektisida
e)    Tanggal/waktu pencelupan/pendistribusian
4)   Kegiatan biological control, meliputi data:
a)    Jumlah lokasi penebaran ikan pemakan jentik
b)   Luas lokasi
c)    Jenis dan jumlah ikan
d)   Waktu penebaran
e)    Data pengendalian lingkungan
5)   Kegiatan source reduction:
a)    Jumlah lokasi yang dibuat source reduction
b)   Jumlah lokasi yang dilakukan survei pendahuluan
c)    Jumlah lokasi yang dibuat source reduction
d)   Jumlah lokasi yang cocok dibuat source reduction
e)    Jumlah bangunan SR yang rusak dan yang baik 



e.    Sumber daya
1) Kantor desa, kecamatan, kabupaten dan instansi lain sesuai dengan
kebutuhan
2)   Sarana kesehatan, puskesmas dengan labolatorium malaria, dan
 tanpa labolatorium, puskesmas pembantu, Pos Obat Desa dan polindes.
3)   Ketenagaan meliputi dokter, paramedis dan lain-lain
4)   Peralatan, kendaraan roda 4, roda 2, spraycan, mist blower, mikroskop, slide,
 dan lain-lain
5)   Bahan/obat-obatan : obat anti malaria, insektisida, bahan labolatorium dan
lain-lain.

3.   Waktu
Setelah diketahui sumbernya dan jenisnya, maka selanjutnya dengan
cara bagaimana data itu harus dikumpulkan dan kapan waktu data itu
harus disampaikan. Penyampaian data dari unit sumber sesuai dengan
”Pedoman Pelaporan” untuk tiap unit kerja (Bidan Desa, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Propinsi
 dan lain-lain).

Waktu pengiriman sesuai dengan pedoman yang berlaku dan tergantung
kebutuhan. Waktu laporan bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan,
misalnya laporan bisa dalam bentuk laporan :
a.     Setiap ada kejadian (jam-jaman)
b.     Harian
c.      Mingguan
d.     Bulanan
e.      Triwulanan
f.       Enambulanan (semester)
g.     Tahunan
h.     Laporan khusus setiap ada kejadian/pelaksanaan

Penetapan waktu pengiriman itu ditentukan oleh sejauh mana pentingnya data
itu sebagai analisis untuk mengambil suatu keputusan. Bila keputusan
 harus diambil atau ditetapkan dengan cepat maka data tersebut harus
disampaikan dalam waktu secepat-cepatnya (harian, bahkan jam-jaman).

4.   Bentuk laporan
Bentuk-bentuk (formulir-laporan) dari setiap kegiatan harus dijelaskan
bagaimana cara pengisiannya dan untuk apa data itu diperlukan.
Bentuk-bentuk laporan yang disampaikan harus dijelaskan kepada petugas
 yang akan menangani pencatatan dan pelaporan dari setiap unit kegiatan.