PEDOMAN SURVEILANS MALARIA
Nyamuk Malaria |
I. PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Di Indonesia malaria merupakan
salah satu penyakit menular yang masih
menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang utama. Penyakit malaria
mempunyai pengaruh yang sangat
besar pada angka kesakitan dan kematian
bayi, anak balita dan ibu
melahirkan, serta dapat menyebabkan
penurunan produktifitas
kerja.
Terjadinya peningkatan kasus
malaria yang disertai dengan KLB di beberapa
daerah, disamping karena umumnya
malaria terjadi di daerah terpencil yang
jauh dari pusat pelayanan
kesehatan masyarakat juga karena pemantauan
dan analisa data malaria yang masih
lemah di semua jenjang, sehingga
tindakan yang dilaksanakan sering tidak
memberikan hasil yang optimal.
Untuk mengatasi permasalahan
tersebut, program pemberantasan
malaria mengeluarkan kebijakan
program meliputi beberapa kegiatan terpadu,
yaitu diagnosa dini dan
pengobatan tepat, serta pemantauan, pencegahan
dan penanggulangan KLB malaria
secara dini.
Salah satu kegiatan utama untuk
mendukung keberhasilan program
tersebut, diperlukan adanya suatu
sistim surveilans yang dilaksanakan pada
semua tingkat administratif.
B. Pengertian
Surveilans epidemiologi adalah
suatu rangkaian proses pengamatan secara
terus menerus sistematik dan
berkesinambungan melalui pengumpulan,
analisa, dan
interpretasi data kesehatan dalam upaya untuk memantau
suatu peristiwa kesehatan agar dapat dilakukan
penanggulangan yang
efektif dan efisien.
Berdasarkan pemahaman terhadap
pengertian surveilans tersebut, maka
Surveilans malaria dapat
diartikan sebagai kegiatan yang terus menerus,
teratur dan sistematis dalam
pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data malaria untuk
menghasilkan informasi yang akurat
yang dapat disebarluaskan dan
digunakan sebagai dasar untuk
melaksanakan tindakan
penanggulangan yang cepat dan tepat disesuaikan
dengan kondisi setempat.
Definisi
Operasional:
1. Malaria adalah suatu
penyakit yang akut maupun kronis yang disebabkan
parasit plasmodium yang ditandai
dengan gejala demam berkala, menggigil dan
sakit kepala yang sering disertai dengan
anemia dan limpha yang
membesar (Pampana, 1969)
2. Malaria klinis :
penderita dengan gejala demam secara berkala, menggigil
dan sakit kepala dan juga sering
disertai dengan gejala khas daerah
diare pada balita sakit atau sakit otot pada
orang dewasa )
3. Malaria positif :
penderita yang dalam darahnya ditemukan parasit
plasmodium melalui pemeriksaan
mikroskopis.
4. Penderita
malaria meninggal : Penderita yang meninggal karena
malaria bila dalam darahnya
ditemukan parasit malaria dari hasil
konfirmasi laboratorium.
C. Tujuan
Surveilans dalam program pemberantasan malaria bertujuan :
1.
Melakukan pengamatan dini (SKD)
malaria di Puskesmas dan unit
2. pelayanan kesehatan lainnya dalam rangka mencegah KLB malaria.
2. Menghasilkan
informasi yang cepat dan akurat
3. Penanggulangan
KLB malaria secara dini.
4. Mendapatkan trend penyakit
malaria dari waktu ke waktu.
5. Mendapatkan
gambaran distribusi penyakit malaria menurut orang,
tempat dan waktu.
D. Sasaran
1. Tersangka
penderita malaria (klinis) dan positif malaria, populasi
dan wilayah yang terkena resiko
penularan (sumber dan wilayah penularan).
2. Waktu atau
periode penularan.
E. Kebijksanaan
1. Pengumpulan, pengolahan,
interpretasi data malaria dilakukan pada
semua tingkat administratif mulai
dari Puskesmas Pembantu, Puskesmas,
Rumah Sakit
Kabupaten/Propinsi/Pusat, Dinas Kesehatan Kabupaten/Propinsi
dan Pusat (Departemen Kesehatan).
3.
Meningkatkan kemitraan dalam
jaringan informasi malaria diantara
4. sektor-sektor terkait
3. Upaya pemberantasan
malaria yang tepat dan cepat yang berpedoman
"evidence base"
(fakta).
II. KEGIATAN SURVEILANS MALARIA
Kegiatan surveilans malaria terbagi menjadi 3 periode yaitu :
A.
Surveilans periode kewaspadaan
sebelum Kejadian Luar Biasa (KLB)
B. atau
surveilans Periode Peringatan Dini (PPD)
B. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
C. Surveilans Pasca Kejadian Luar Biasa
A. Surveilans
Periode Peringatan Dini (PPD)
Adalah suatu kegiatan untuk
memantau secara teratur perkembangan
penyakit malaria di suatu wilayah
dan mengambil tindakan pendahuluan
untuk mencegah timbulnya Kejadian
Luar Biasa (KLB).
Kegiatan surveilans Periode Peringatan Dini:
1. Pengumpulan
data kasus di masing-masing jenjang
2. Pengolahan
dan analisa data
3. Pelaporan
4. Visualisasi
data
5. Tindakan saat
terjadi peningkatan kasus
6. Peningkatan
jenjang kemitraan
1. Pengumpulan
data kasus di masing-masing jenjang
Jenis Data kasus malaria yang
dikumpulkan di setiap jenjang baik di
tingkat Puskesmas, merupakan data
situasi malaria yang secara umum dapat
dibagi menjadi beberapa periode,
yaitu : Periode Peringatan Dini (PPD)
dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB).
a. Kegiatan
di tingkat Puskesmas
Data dikumpulkan/dianalisa :
1) Data kasus:
a) Data
kematian per desa/dusun per minggu
b) Pengamatan
kasus malaria klinis per desa per minggu
c) Pengamatan
kasus malaria positif dan spesiesnya per desa per minggu
d) Kelompok umur
penderita (bayi, balita, anak sekolah dan dewasa) per desa
per minggu
e) Penyelidikan
epidemiologi pada semua penderita malaria positif
f) Penderita
malaria diobati klinis dan radikal
g) Penderita
yang masih positif setelah diberi pengobatan
Data tersebut dapat diperoleh
dari buku registrasi Pustu, buku registrasi
dan pemeriksaan laboratorium
Puskesmas, laporan Juru Malaria Desa
(JMD), pencatatan Kader malaria
serta pencatatan penderita yang
memperoleh pengobatan.
2) Data upaya
pemberantasan vektor
Data tersebut adalah data
temporer dimana dilaporkan jika dilakukan suatu
upaya pemberantasan, misal :
Penyemprotan rumah,
Pemolesan kelambu larviciding, Biological
Control, pembersihan lumut dl.
3) Data vektor
Pengamatan jentik per-bulan,
kepadatan nyamuk dewasa (dilakukan
asisten entomologi kabupaten
dibantu Co. Ass. Entomologi Puskesmas)
4) Data logistik
Stok obat anti malaria
(Artesunate+Amodiaquin, Klorokuin,
primakuin,
sufadoksin+pirimetamin, kina tablet dan kina injeksi),
bahan laboratorium, peralatan.
5) Data demografi
Jumlah penduduk per desa/dusun,
penduduk menurut golongan umur,
pekerjaan dan lain-lain.
6) Data lingkungan
a) Stratifikasi
daerah persawahan, hutan, pantai dll.
b) Data curah hujan
2. Pengolahan/analisa
Data kasus malaria dan yang
berhubungan dengan kasus tersebut diolah
dan dianalisa dengan
memperhatikan variabel-variabel sebagai berikut :
a. Indikasi situasi malaria:
1) Situasi Malaria di Puskesmas
yang sudah mampu memeriksa spesimen
arah secara laboratorium :
a) Jumlah malaria
positif mingguan per desa meliputi :
Jumlah
kasus malaria yang positif
Penderita
yang memperoleh infeksi setempat (indigenous)
Malaria
positif per 1000 penduduk per bulan ( Monthly Parasite
Incidence / MoPI )
b) Jumlah /
Proporsi P.falciparum
c) Jumlah
kematian karena malaria atau dengan gejala malaria
2) Situasi
Malaria di Puskesmas yang belum mampu melakukan
pemeriksaan spesimen secara
laboratorium :
a) Jumlah
malaria klinis per desa per minggu
b) Malaria klinis per 1000 penduduk
per bulan (Monthly Malaria Incidence/
MoMI )
c) Jumlah
kematian diduga karena malaria (dengan gejala malaria)
b. Indikasi Perubahan
Lingkungan
Perubahan perobahan lingkungan
atau perobahan curah hujan yang
mengakibatkan kecenderungan
perkembangbiakan vektor malaria dan
perpindahan penduduk rentan ke
daerah malaria, sebagai contoh:
1) Adanya pembukaan daerah
baru (transmigrasi)
2) Adanya penebangan hutan
3) Adanya pembukaan tambang
tradisional
4) Adanya penebangan/peremajaan hutan
bakau
5) Adanya tambak udang/ikan yang terbengkalai
6) Lagun yang
mulai tertutup pada musim kemarau
c. Tingkat reseptivitas
daerah
untuk melengkapi kegiatan
Peringatan Dini perlu dilakukan pemantauan
dan pemetaan terhadap daerah yang
masih memiliki tempat perindukan
vektor potensial (reseptif) serta
tingkat endemisitasnya.
d. Situasi Lingkungan
1) Daftar lokasi
dan waktu penempatan transmigrasi
2) Daftar lokasi
peremajaan / penebangan hutan
3) Daftar lokasi
tambak udang / perikanan
4) Daftar daerah
malaria
3. Visualisasi
Untuk memudahkan pengamatan, maka
semua data disajikan atau
divisualisasikan dalam bentuk
yang mudah dipahami yaitu diubah dalam
bentuk : Tabel, Grafik, Peta dan
sebagainya.
4. Tindak lanjut
Bila terjadi kecenderungan
peningkatan penderita malaria, dilakukan
upaya penanggulangan sebagai berikut :
a. Mass Fever Survey (MFS)
1) Pemeriksaan
spesimen darah tersangka malaria pada semua penderita
demam dan dilakukan pengobatan
klinis atau pengobatan radikal terhadap
semua penderita malaria positif.
2) Penyelidikan Epidemiologi (PE) dilakukan untuk
mengetahui apakah kasus
yang terjadi indegenous atau import serta
untuk mengetahui sampai sejauh
mana penyebaran kasus. PE dilakukan pada semua kasus malaria positif.
b. Pengamatan vektor
Dilakukan pengamatan vektor untuk
mengetahui jenis vektor yang
sudah dikonfirmasi maupun suspek
vektor, dan perilaku vektor.
c. Pemberantasan vektor
Untuk menekan penularan malaria,
dilakukan upaya pemberantasan vektor
dengan berbagai metoda yang
disesuaikan dengan kondisi setempat.
B. Periode KLB
Kegiatan surveilans yang dilakukan dalam Periode
dimana kasus
malaria menunjukkan proporsi kenaikan dua kali atau
lebih
dari biasanya/sebelumnya dan terjadi peningkatan yang
bermakna baik
penderita malaria klinis maupun penderita malaria
positif atau dijumpai
keadaan
penderita P.falciparum dominan atau ada kasus bayi positif baik
disertai ada kematian karena atau diduga malaria dan
adanya keresahan
masyarakat karena malaria.
Kegiatan yang dilakukan yaitu:
1. Konfirmasi KLB, termasuk:
a. Pengumpulan data
demografi
b. Mass Blood Survey
c. Penyelidikan
Epidemiologi, baik berdasarkan aspek tempat, waktu dan
orang juga jenis vektor
2. Analisa Data, termasuk:
a. Proporsi
kasus (pola kasus maksimum minimum)
b. Ada tidaknya
kematian
c. Ada keresahan di masyarakat
d. Membuat
rencana penanggulangan
e. Penanggulangan
KLB
f. Penyusunan
laporan penanggulangan yang sudah dilaksanakan.
C. Paska KLB
Kegiatan sama seperti pada
periode Peringatan Dini. Monitoring dilakukan
dengan cara pengamatan rutin atau
melakukan survei secara periodik pada
lokasi KLB (MFS atau MS), juga
melakukan survei vektor dan lingkungan .
III. PENGUMPULAN,
PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA
A. Pengertian data dan informasi
1. Data adalah fakta yang benar terjadi dan belum dapat dipergunakan
2.
untuk menentukan rencana dan
menetapkan keputusan.
3. Informasi adalah data yang telah diolah dan dianalisis sehingga dapat
4.
digunakan oleh pimpinan untuk
mengambil keputusan.
3. Data
primer adalah data yang diambil langsung dari individu dengan
survai, kuisioner.
5. Data sekunder adalah data yang diambil tidak langsung (dari laporan),
6.
misalnya angka kematian dari desa
dan penggunaan insektisida
7.
oleh pertanian.
Untuk setiap kegiatan data itu
sangat diperlukan sebagai bahan untuk
menyusun perencanaan dan
pelaksanaan serta melakukan penilaian
terhadap kegiatan yang dilakukan.
Oleh karena itu data yang akan disusun
menjadi informasi adalah data
yang datang dari sumbernya dan benar isinya.
Dengan data yang benar maka hasil
pengolahan dan analisisnya akan berguna
bagi pimpinan untuk menyusun perencanaan dan
mengambil keputusan.
B. Pengumpulan Data
1. Sumber
Sebelum
data dikumpulkan harus mengetahui secara tepat dari mana
data tersebut dapat dikumpulkan atau didapat.
Sumber data ini penting
diketahui sebab apabila data yang
kurang tepat atau kurang benar, maka
akan memudahkan untuk mengadakan umpan balik
atau minta penjelasan
lebih lanjut tentang data
tersebut. Sumber data dapat diperoleh dari berbagai
sumber tergantung dari jenis data
yang diperlukan misalnya:
a. Kantor
Kelurahan/Desa dan masyarakat.
b. Puskesmas
Pembantu.
c. Puskesmas,
Rumah Sakit baik pemerintah maupun swasta.
d. Dinas
Kesehatan.
e. Dinas
Pertanian, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan.
2. Jenis
Bila telah jelas sumbernya, harus
diketahui pula jenis data apa saja yang
diperlukan atau ditentukan.
Dengan mengetahui jenis data yang diperlukan,
maka tidak akan terjadi data yang dibutuhkan
tidak ada, dan data yang
tidak diperlukan justru melimpah.
Kejadian semacam ini sering terjadi. Oleh
karena itu sebelum menetapkan
jenis data yang diperlukan harus ada kejelasan
data itu, bagaimana data itu akan dianalisis
dan untuk kepentingan apa
hasil analisis itu diperlukan.
Jenis data yang diperlukan dalam
program pemberantasan malaria mencakup :
a. Data kependudukan yang
mencakup antara lain :
1) Jumlah penduduk suatu wilayah (Puskesmas,
Kabupaten, Propinsi).
2) Jumlah penduduk menurut strata epidemiologi
(pantai, pegunungan dan
lain-lain).
3) Jumlah
penduduk daerah endemis malaria.
4) Jumlah
penduduk di lokasi pemberantasan vektor.
5) Jumlah penduduk di lokasi
transigrasi.
b. Data
epidemiologi
Data epidemiologi yang harus
diperhatikan dalam pemberantasan penyakit
malaria mencakup data :
1) Pembagian
wilayah strata epidemiologi
Desa pantai, pinggir hutan,
daerah dataran, pegunungan dan lain-lain.
2) Angka malaria
klinis/positif
a) Data
kunjungan ke puskesmas
b) Penderita
yang mendapat pengobatan
c) Jumlah
sediaan darah yang diperiksa
d) Penderita malaria yang dirujuk
e) Data hasil survei parasitologi, entomologi dan lain-lain survei (PR <
SR)
3) Angka kematian
4) Data
lingkungan
a) Reseptivitas
b) Iklim
c) Tempat
perindukan potensial
d) Luas wilayah
pertambakan
e) Penebangan
hutan dan lain-lain.
c. Data
entomologi
Data entomologi yang perlu
diketahui sebagai berikut:
1) Bionomik vektor
2) Peta penebaran vektor
3) Musim kepadatan vektor
4) Efikasi insektisida terhadap
vektor
5) Tempat perindukan vektor
d. Data hasil
kegiatan
Data hasil kegiatan yang
berhubungan dengan kegiatan pemberantasan
vektor, meliputi:
1) Kegiatan
penyemprotan rumah, meliputi data:
a) Waktu
penyemprotan
b) Luas rumah
yang disemprot
c) Jumlah
rumah yang disemprot
d) Jumlah
insektisida yang digunakan
e) Jumlah
jiwa yang dilindungi
2). Kegiatan larviciding,
meliputi:
a) Luas
tempat perindukan
b) Jumlah luas
komulatif tempat perindukan
c) Jumlah
larvasida yang digunakan
d) Tanggal
pelaksanaan
3) Kegiatan
pemolesan kelambu meliputi data sebagai berikut:
a) Nama
desa
b) Jumlah
penduduk
c) Jumlah
kelambu yang digunakan
d) Jenis
insektisida
e) Tanggal/waktu
pencelupan/pendistribusian
4) Kegiatan biological
control, meliputi data:
a) Jumlah
lokasi penebaran ikan pemakan jentik
b) Luas lokasi
c) Jenis
dan jumlah ikan
d) Waktu
penebaran
e) Data
pengendalian lingkungan
5) Kegiatan source
reduction:
a) Jumlah lokasi yang
dibuat source reduction
b) Jumlah lokasi
yang dilakukan survei pendahuluan
c) Jumlah lokasi yang
dibuat source reduction
d) Jumlah lokasi yang cocok
dibuat source reduction
e) Jumlah
bangunan SR yang rusak dan yang baik
e. Sumber
daya
1) Kantor desa, kecamatan,
kabupaten dan instansi lain sesuai dengan
kebutuhan
2) Sarana
kesehatan, puskesmas dengan labolatorium malaria, dan
tanpa labolatorium, puskesmas pembantu, Pos
Obat Desa dan polindes.
3) Ketenagaan meliputi dokter,
paramedis dan lain-lain
4) Peralatan,
kendaraan roda 4, roda 2, spraycan, mist blower, mikroskop, slide,
dan lain-lain
5) Bahan/obat-obatan
: obat anti malaria, insektisida, bahan labolatorium dan
lain-lain.
3. Waktu
Setelah diketahui sumbernya dan
jenisnya, maka selanjutnya dengan
cara bagaimana data itu harus
dikumpulkan dan kapan waktu data itu
harus disampaikan. Penyampaian
data dari unit sumber sesuai dengan
”Pedoman Pelaporan” untuk tiap
unit kerja (Bidan Desa, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas, Dinas
Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Propinsi
dan lain-lain).
Waktu pengiriman sesuai dengan
pedoman yang berlaku dan tergantung
kebutuhan. Waktu laporan bisa
bermacam-macam sesuai kebutuhan,
misalnya laporan bisa dalam
bentuk laporan :
a. Setiap ada kejadian
(jam-jaman)
b. Harian
c. Mingguan
d. Bulanan
e. Triwulanan
f. Enambulanan
(semester)
g. Tahunan
h. Laporan
khusus setiap ada kejadian/pelaksanaan
Penetapan waktu pengiriman itu
ditentukan oleh sejauh mana pentingnya data
itu sebagai analisis untuk
mengambil suatu keputusan. Bila keputusan
harus diambil atau ditetapkan dengan cepat
maka data tersebut harus
disampaikan dalam waktu
secepat-cepatnya (harian, bahkan jam-jaman).
4. Bentuk
laporan
Bentuk-bentuk (formulir-laporan)
dari setiap kegiatan harus dijelaskan
bagaimana cara pengisiannya dan
untuk apa data itu diperlukan.
Bentuk-bentuk laporan yang
disampaikan harus dijelaskan kepada petugas
yang akan menangani pencatatan dan pelaporan
dari setiap unit kegiatan.