Senin, 24 Juni 2019

Cara Merawat Bunga Anggrek Di Rumah Sangat Mudah

Cara merawat bunga anggrek cukup mudah


bunga anggrek,anggrek bulan,anggrek dendrobium, media tanam ,cara merawat anggrek,pupuk anggrek,


Bunga anggrek tanaman yang sangat terkenal karena pesona keindahan dari bunga serta beragam jenis bunga anggrek. Jenis bunga anggrek yang hasil silangan menambah pesona yang semakin di minati para penghobi.

Untuk merawat bunga anggrek di perlukan ketelatenan untuk merawatnya sehingga akan menghasilkan bunga yang indah serta batang yang subur. Untuk merawat bung anggrek banyak cara yang di lakukan oleh para penghobi agar hasil bunga anggrek menjadi lebih baik seta dapat berbunga dengan warna yang indah serta banyak dan mempunyai kuntum yang besar .

Hal yang perlu di perhatikan untuk merawat bunga anggrek adalah memilih media tanam, karena media tanam merupakan unsur yang pokok guna perawatan bunga anggrek agar lebih ringan dan hemat tenaga dan waktu.


Jenis media tanam di antaranya adalah

1.    Media tanam yang kurang menyerap air

Misalnya : akar pakis, arang

Bila hanya menggunakan media tanam seperti itu maka di perlukan penyiraman setiap hari ,karena media tanam ini tidak bisa menyimpan kelembaban yang lama, penyiraman yang di lakukan akan cepat kering. Karena kesibukan para penghobi tidak bisa menyiram setiap hari sehingga akan berdampak pada bunga anggrek.

Akibat kurang penyiraman bunga anggrek diantaranya :
1.    Bunga anggrek menjadi kurus
2.    Pembungaan menjadi terhambat
3.    Kematian bunga anggrek
4.    Mengkerutnya batang

2.    Media tanam yang menyerap kelembaban

Misalnya: sabut kelapa, moss

Jenis media tanam ini akan bisa menyerap air dan cepat tuntas sehingga media tanam bisa tetap lembab, dan kelembaban ini bisa bertahan hingga beberapa hari. Jenis media tanam ini sangat cocok untuk di gunakan untuk para penghobi yang tidak bisa menyiram bunga anggrek setiap hari.

3.    Media tanam yang di kombinasikan

Media tanam yang di kombinasikan antara yang kurang menyerap air dengan yang bisa menyerap air. Dengan kombinasi ini akan saling membantu untuk pertumbuhan bunga anggrek sehingga akan menghasilkan bunga serta perbatangan yang lebih baik.

Untuk merawat bunga anggrek yang paling utama adalah penyiraman yang rutin , sehingga akan menghasikan kelembaban yang baik, karena bunga anggrek memerlukan kelembaban media tanam agar bis tumbuh dengan subur.

Sabtu, 22 Juni 2019

Perlukah Bunga Anggrek Di Siram Setiap Hari

Cara Penyiraman Bunga Anggrek


bunga anggrek,cara menyiram anggrek yang baik,media tanam angggrek,
Bunga Anggrek
Bunga anggrek ada yang hidup dengan media tanam tanah dan ada yang hidup menempel pada batang  pohon.

Bunga anggrek yang hidup dengan media tanam tanah mempunyai ciri :
1.   Batang bisa panjang
2.   Mempunyai akar gantung
3.   Media tanam dari tanah
4.    Cara perawatan sama dengan tanaman yang dengan media tanah

Bunga anggrek yang hidup menempel di batang pohon mempunyai ciri :
1.   Media tanam bukan tanah
2.   Hidup menempel
3.   Akar tampak
4.   Perlu Peneduh
5.   Media Tanam sebagai tempat berdiri
6.   Tidak memerlukan banyak air
Bunga anggrek yang hidup menempel dan dibudidayakan mempunyai banyak ragam  media tanamnya, hal ini di karenakan setiap pembudidaya mempunyai cara yang berbeda untuk memberi media tanamnya.

Hal yang sangat di perlukan untuk memilih media tanam bagi para pembudidaya skala rumahan atau hanya sebatas penghobi saja adalah memilih media tanam yang bisa menyimpan kelembaban sehingga tidak setiap hari untuk menyiram tanaman anggrek, Bila memilih media tanam yang tidak bisa menyimpan kelembaban maka akan sangat menyita waktu karena kesibukan.

Contoh media tanam yang kurang bisa menyimpan air adalah
1.   Akar pakis
2.   Arang
3.   Media tanam yang bersifat keras
Media tanam yang bersifat keras  kurang menyimpan air, sehingga media tanam menjadi tidak lembab,   media tanam seperti ini memerlukan penyiraman setiap hari. Bila menggunakan media tanam ini akan sangat menyita waktu.

Contoh media tanam yang bisa menyimpan air adalah
1.   Moss
2.   Sabut kelapa
3.   Atau media tanam yang bersifat lunak

Media tanam seperti ini akan bisa menyimpan air sehingga media tanam bisa lembab dan tahan sampai beberapa hari, hal ini akan membantu  mengurangi atau meringankan perawatan bunga anggrek. Jadi tidak setiap hari harus menyirami bunga anggrek.


Rabu, 19 Juni 2019

Keuntungan Sabut Kelapa Untuk Media Tanam Bunga Anggrek

Sabut Kelapa Untuk Media Tanam Bunga Anggrek

bunga anggrek,media tanam anggrek,anggrek dendrobium,cara menanam,
anggrek dendrobium
Bunga anggrek merupakan tanaman hias yang banyak di buru oleh penghobi  bunga, karena jenis dan bunga yang beraneka ragam serta mempunyai kuntum bunga yang indah. Untuk harga bunga anggrek bervariasi tergantung dengan jenis dan keindahan bunganya.

Bunga anggrek yang  berada di alam dan menempel pada batang pohon bila akan di budidayakan sebenarnya tidak memerlukan media tanam. Perakaran yang menempel pada pohon berfungsi agar batang anggrek bisa berdiri di samping untuk mencari makan.

Media tanam  untuk budidaya bunga anggrek berfungsi untuk mensiasati agar bunga tumbuh subur dan perawatan akan lebih ringan. Bunga anggrek tanpa media tanam juga akan hidup asal di tempel pada kayu atau yang lain serta perawatan yang baik.

Banyak media tanam yang di pakai untuk budidaya bunga anggrek mulai dari arang, akar pakis, cacahan genting, batu bata dan masih banyak lagi.
Salah satu media tanam yang banyak di pakai untuk budi daya bunga anggrek oleh masyarakat pedesaan adalah sabut kelapa, dan biasanya media tanam yang di pakai hanya tunggal yaitu hanya sabut kelapa dan di tempelkan pada pohon, tapi pertumbuhan bunga anggrek juga menjadi subur.

Keuntungan sabut kelapa untuk budidaya anggrek adalah ;
1.Mudah di dapat
2.Harga yang murah
3.Menyimpan kelembaban
4. Akar bisa menembus ke sabut kelapa
5.Menghemat perawatan

Dengan menggunakan sabut kelapa untuk media tanam bunga anggrek maka perawatan bunga akan lebih ringan terutama pada penyiraman, karena sabut kelapa mampu menahan kelembaban sampai beberapa hari, di samping itu sabut kelapa cepat tuntas bila di siram atau kena guyuran air hujan .




Jumat, 31 Mei 2019

Media Tanam Bunga anggrek Dendrobium Antenatum, Anggrek kelinci

Bunga anggrek Dendrobium Antennatum kuntum seperti telinga kelinci.

anggrek Dendrobium Antennatum
Bunga anggrek merupakan bunga yang mempunyai banyak jenis serta mempunyai warna yang beraneka ragam. Banyak yang senang terhadap bunga anggrek dan senang untuk mengoleksi jenis bunga ini. Diantaranya adalah bunga anggrek dendrobium antenatum yang mempunyai




Keunikan bunga Dendrobium Antenatum, di antaranya adalah
1.   Adanya kuntum yang seperti telinga kelinci atau tanduk yang berbentuk sepiral atau mlintir.
2.   Kuntum yang imut dan berwarna putih
3.   Pada lidahnya berbentuk lanjip seperti anak panah
4.   Adanya guratan warna ungu di lidah bunga ini
5.   Kuntum bunga berbentuk melintir kecil
6.   Bunga bisa tahan lama.

Batang Dendrobium Antennatum
1.   Batang dari pangkal tampak kecil dan akan menggelumbung pada bagian tengah
2.   Batang bisa panjang sekitar 1 meter
Bunga anggrek dendrobium antennatum juga di kenal dengan nama bunga anggrek dendrobium antelope hijau, dan bunga anggrek ini termasuk anggrek epifit serta termasuk dalam keluarga orchidaceae, dan labellum putih dengan garis-garis ungu yang menambah keindahan dari bunga anggrek antennatum yang imut ini.


Media tanam Bunga Anggrek Dendrobium Antennatum
Banyak cara untuk membuat media tanam  jenis bunga anggrek di antaranya adalah :
1, Di tempel pada pohon
2, Dengan sabut kelapa
3, Dengan arang atau kombinasi dll


Ref. Bacaan.
Wikipedia/dendrobium antennatum


Rabu, 30 Januari 2019

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO BAB II, AKREDITASI PUSKESMAS

BAB II
RUANG LINGKUP

akreditasi puskesmas,panduan ,acuan,manajemen resiko,
akreditasi puskesmas

Pada dasarnya dalam pelaksanaan manajemen resiko, terdapat beberapa tahapan dalam manajemen resiko. Salah satu tahapannya adalah :
1. Identifikasi resiko
2. Menafsirkan kerugian atau resiko yang dapat terjadi
3. Menangani resiko
4. Pengimplementasian
5. Memonitor dan mengevaluasi pengimplementasiannya

Tahapan pertama dalam manajemen resiko adalah tahap identifikasi resiko. Identifikasi resiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus menerus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya resiko ataukerugian. Proses identifikasi resiko ini mungkin adalah proses terpenting, karena dengan proses inilah semua resiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu pekerjaan harus diidentifikasikan. Adapun proses identifikasi harus dilakukan secara secara cermat dan komprehensif, sehingga tidak adaresiko yang terlewatkan atau tidak teidentifikasi. Dalam pelaksanaannya, identifikasi resiko dapat dilakukan dengan beberapa teknik antara lain :

1.  Incident investigation
2.  Inspection
3.  Checklist
4.  Auditing
Puskesmas adalah upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan. Puskesmas merupakan salah satu tempat bagi masyarakat untuk mendapatkan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan dengan berbagai fasilitas dan peralatan kesehatan. Potensi bahaya di sarana pelayanan kesehatan, selain penyakit infeksi juga ada potensi bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi tempat pelayanan tersebut seperti bahan kimia berbahaya, gangguan psikososial.
Semua potensi bahaya tersebut jelas mengancam jiwa bagi kehidupan karyawan, pasien maupun pengunjung yang ada di lingkungan Puskesmas.Sarana pelayanan kesehatan mempunyai karakteristik khusus yang dapat meningkatkan peluang kecelakaan. Misalnya jari jemari acap kali menjadi tempat goresan kecil dan luka, meningkatkan resiko infeksi terhadap pathogen yang ditularkan lewat darah. Untuk itu perlu upaya untuk mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu manajemen resiko di tempat pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik.

A.    MANAJEMEN RESIKO LINGKUNGAN
Lingkup pelaksanaan manajemen risiko lingkungan di Puskesmas meliputi :
-          Penilaian persyaratan bangunan, sarana prasarana dan kondisi lingkungan Puskesmas
-          Identifikasi risiko kondisi lingkungan yang berdampak pada pasien, petugas dan lingkungan sekitar Puskesmas
-          Tatalaksana penerapan manajemen risiko lingkungan
-          Pemantauan penerapan manajemen risiko lingkungan

Penerapan manajemen risiko lingkungan di Puskesmas ............ meliputi:
-          Sarana dan prasarana bangunan Puskesmas
-          Sarana prasarana fasilitas Puskesmas termasuk rasio jumlah karyawan dan toilet, dsb
-          Tata ruang dan penetapan zona risiko
-          Pemantauan kualitas lingkungan termasuk suplai air bersih, keadaan udara, penghawaan, kebisingan, pencahayaan, kelembaban
-          Pemantauan fasilitas sanitasi Puskesmas
1)   Toilet dan Kamar Mandi,
2)   Pembuangan sampah,
3)   Penyediaan air minum dan air bersih,
4)   Pengolahan limbah non medis
5)   Pengolahan limbah medis
6)   Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
7)   Dekontaminasi dan sterilisasi
8)   Promosi hygiene dan sanitasi

    B. MANAJEMEN RESIKO LAYANAN KLINIS
Manajemen risiko layanan klinis mencakup adanya prosedur untuk mencegah kejadian yang membahayakan (preventing harm) dan prosedur untuk meminimalkan risiko (patient safety).
Lingkup penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas ............ meliputi:
1.   Risiko yang berhubungan dengan pasien/pengunjung Puskesmas
2.   Risiko yang berhubungan dengan petugas kesehatan
3.   Risiko yang berhubungan dengan staf Puskesmas lainnya
4.   Risiko yang berhubungan dengan peralatan kesehatan dan properti Puskesmas lainnya

Penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas ............ dilaksanakan di unit pelayanan yang menyelenggarakan layanan klinis yaitu:
1.   Loket Pendaftaran dan Rekam Medis
2.   Poli Tindakan
3.   Balai Pengobatan
4.   Poli KIA/KB dan Imunisasi
5.   Poli Gigi
6.   Poli Fisioterapi
7.   Klinik Sanitasi
8.   Pojok Gizi
9.   Poli Rujukan
10.        Laboratorium
11.        Apotik dan Gudang obat

Ruang lingkup penerapan manajemen risiko pelayanan klinis juga dilaksanakan di jaringan pelayanan Puskesmas ............ yang melaksanakan layanan klinis seperti pemeriksaan, pengobatan dan tindakan termasuk imunisasi. Jaringan pelayanan Puskesmas yang dimaksud meliputi: Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Polindes.

 C. MANAJEMEN RESIKO PELAKSANAAN PROGRAM
Manajemen risiko pelaksanaan program Puskesmas meliputi risiko :
-          Risiko pelaksanaan program terhadap masyarakat sasaran
-          Risiko pelaksanaan program terhadap lingkungan
-          Risiko pelaksanaan program terhadap petugas pelaksana program
Tempat pelaksanaan program dan sasaran program termasuk pada pelaksanaan kegiatan Posyandu balita dan Posyandu lansia, sekolah, pondok pesantren, TTU, dll

KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)
Merupakan kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan atau karena tidak bertindak dan bukan karena underlying disease atau kondisi pasien. Masalah KTD bisa terjadi dikarenakan :
 i.    Masalah komunikasi
Penyebab yang paling umum terjadi medical error. Kegagalan komunikasi : verbal/tertulis, miskomunikasi antar staf, antar shift, informasi yang tidak didokumentasikan dengan baik/hilang, masalah-masalah komunikasi, antar tim layanan dengan pekerja non klinis, dan antara staf dengan pasien.
ii.    Arus informasi yang tidak adekuat
Ketersediaan informasi yang kritis saat akan merumuskan keputusan penting, komunikasi tepat waktu dan dapat diandalkan saat pemberian hasilpemeriksaan yang kritis, kondisi intruksi obat saat transfer antar unit, informasi penting tidak disertakan saat pasien dirujuk ke Rumah Sakit.
iii.    Masalah SDM
Gagal mengikuti kebijakan, SOP dan proses-proses, labeling specimen yang buruk, staf tidak mempunyai pengetahuan yang adekuat, untuk setiap pasien pada saat dibutuhkan.
iv.    Hal-hal yang berhubungan dengan pasien
Identifikasi pasien yang tidak tepat, asesmen pasien yang tidak lengkap, kegagalan memperoleh consent, pendidikan pasien yang tidak adekuat.
v.       Kegagalan teknis
Kegagalan alat/perlengkapan, instruksi tidak adekuat, kegagalan alat tidak teridentifikasi dengan tepat sebagai dasar cidera pasien.
vi.       Kebijakan dan prosedur yang tidak adekuat
Pedoman cara pelayanan dapat merupakan factor penentu terjadinya banyak medical error. Kegagalan dalam proses pelayanan dapat ditelusuri sebabnya pada buruknya dokumentasi, tidak adanya pencatatan atau SOP klinis yang tidak adekuat.

KEJADIAN NYARIS CEDERA, KEJADIAN TIDAK CEDERA DAN KEJADIAN POTENSIAL CEDERA
Kejadian Nyaris  Cedera  (KNC)  adalah terjadinya  inciden  yang  belum sampai terpapar ke pasien.
Kejadian tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terjadi ke pasien tapi tidak timbulcedera.Kejadian Potensial   Cedera    (KPC)   adalah    kondisi   yang    berpotensi   untuk merambulkan cedera tetapi tidak timbul cedera.