Jumat, 20 Juli 2018

Pedoman Gizi Puskesmas,Akreditasi Puskesmas


Pedoman Gizi Puskesmas


GIZI,puskesmas,akreditasi,sop,kerangka acuan,gizi buruk,pedoman,
Pedoman Gizi Puskesmas

BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Gizi merupakan salah satu penentu derajat kesehatan masyarakat khususnya di negara berkembang. Empat (4) masalah gizi di Indonesia meliputi kekurangan energi kronis, anemia, gangguan akibat kekurangan yodium dan kekurangan vitamin A.Permasalahan gizi ini dapat terjadi pada semua rentang usia. Strategi penanggulangan dengan melibatkan peran seluruh anggota masyarakat merupakan langkah yang perlu terus dilakukan. Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatan terdekat dengan masyarakat harus dapat memberikan pelayanan sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat termasuk pelayanan upaya gizi.

Saat ini permasalahan gizi tidak hanya berkutat pada kekurangan salah satu atau lebih zat gizi baik mikro maupun makro, namun telah berkembang pada permasalahan kelebihan zat gizi tertentu yang mengakibatkan terjadinya penyakit degeneratif.

  Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata dan dapat diterima serta terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat menggunakan hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan pada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, RI 2004).
Salah satu fungsi puskesmas adalah memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas meliputi pelayanan pengobatan, upaya pencegahan, peningkatan kesehatan dan pemulihan kesehatan (Depkes RI, 2004).
 B.   Tujuan Pedoman
1.     Meningkatkan mutu pelayanan gizi yang berbasis kebutuhan dan harapan masyarakat.
2.      Menurunkan angka kejadian gizi buruk pada balita dan KEK pada ibu hamil.
3.     Menurunkan angka kejadian anemia kekurangan zat besi pada ibu hamil.
4.     Menurunkan angka kejadian GAKY pada ibu hamil dan neonatal.
5.     Menurunkan angka kejadian penyakit degenerative jugacukuptinggisepertikejadianhipertensi, asamurat, cholesterol dan diabetes mellitus

 C.   Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pedoman ini meliputi pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan dan peran pemangku kepentingan terkait dalam pelaksanaan dan pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan di Desa ....................

D.  Batasan Operasional
Berkaitan dengan progam gizi masyarakat, maka puskesmas bertugas mengembangkan segala potensi yang ada untuk menjalin kemitraan dan kerjasama dengan semua pihak yang terkait. Pelaksanaan manajemen progam gizi meliputi :perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta mengupayakan sumber daya (dana, tenaga, sarana dan prasarana).
Selain itu dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dan dengan menyesuaikan tugas pokok dan fungsi uraian kegiatan progam Gizi, maka strategi operasional yang dilakukan dalam program gizi masyarakat diantaranya melalui :
1.   Konseling ASI Ekslusif
2.   Pemantauan Pemberian vitamin A dosis tinggi
3.   Pengukuran Pertumbuhan Balita
4.   Pelacakan gizi buruk/kurang
5.   Pemberian PMT Balita GIBUR/GIRANG
6.   Pemantauan Kadarsi
7.   Pemberian PMT BUMIL KEK

E.   Landasan Hukum
1. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 155/MENKES/PER/I/2010 tentang pedoman penggunaan KMS bagi Balita
2. Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian Asi Ekslusif
3. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 23 tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi
4. Peraturan Menteri Kesehatan nomor  41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A.   Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam program gizi masyarakat mulai dari Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKP, Penanggung jawab UKM, Penanggung jawab Gizi dan seluruh karyawan.
Dalam upaya progam Gizi masyarakat perlu melibatkan sektor terkait yaitu: Camat, Lurah, Dukuh, Kader dan sektor terkait lainnya dengan kesepakatan peran masing-masing dalam program Gizi di bidang kesehatan.

B.   Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadualan Penanggung jawab Gizi di puskesmas dikoordinir oleh Penanggung jawab masing-masing program sesuai dengan kesepakatan.

C.   Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan kegiatan program Gizi masyaraka sesuai anggaran BOK disepakati dan disusun bersama.

           BAB III
STANDAR FASILITAS

A.   Standar Fasilitas
1.     Panduan bagi setiap pemegang program: 1 buah
2.     Kit Penyelidikan Epidemiologi (PE) :
a.  Surat Tugas
b.  Buku
c.  Pulpen
d.  Refleks Hummer

e.  Form PE
f.   Pot tempat specimen : 2 buah
g.  Label
h. Kantong plastik
i.   Spesimen carrier dengan ice pack
j.   Senter
3.     Kit Penyuluhan Kesehatan Masyarakat : 1 kit
4.     Kit audiovisual audividual, yang terdiri dari:
a. Wireless system/Amplifier dan Wireless Microphone 1 Unit
b. Microphone: 4 buah
c. Speaker: 2 buah
d. Laptop
e. LCD projektor

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A.   Lingkup Kegiatan Program Gizi Masyarakat
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a.      Persiapan Ruangan
b.     Penatalaksanaan pasien
-       Memanggil pasien berdasarkan nomor urut
-       Menuliskan nomor jaminan pada klaim jaminan, untuk pasien peserta jaminan kesehatan
-       Melakukan tindakan yang diperlukan sesuai permasalahan yang dihadapi pasien :
1)   Klinik gizi (pojok gizi)
2)   Konsultasi gizi
3)   Melaksanakan program kesehatan gizi Masyarakat dengan sasaran ibu hamil, ibu nifas, bayi dan balita
4)   Bayi baru lahir mendapatkan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) dan dilanjutkan dengan memfasilitasi dan motivasi ASI peksklusif
5)   Pemberian tablet  tambah darah untuk ibu hamil
6)   Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) ibu hamil
7)   Pemberian kapsul vitamin A untuk bayi, balita dan bufas
8)   Perawatan gizi buruk yang ditemukan
9)   Pencatatan monev gizi buruk
10)      Penyuluhan kelompok di ruang tunggu
c.      SelesaiPelayanan
2. Kegiatan di LuarGedung
a.      Persiapan :
-       Penjadwalankegiatan
-       Penjadwalankegiatanpenyuluhanbagikaderkesehatan
b.     Pelaksanaan :
1)   Pemberian kapsul vitamin A
2)   Memotivasi ibu post partum untuk segera memberikan ASI eksklusif
3)   Penimbangan setiap bulan dan pemantauan pertumbuhan  bayi, anak balita di Posyandu
4)   Pengukuran tpinggi badan/panjang badan bayi dan balita
5)   Penyuluhan, pemantauan status gizi dan konsultasi gizi di meja IV (empat)
6)   Pemetaan kadarzi
7)   Monitoring garam beryodium
8)   Penyuluhan kelompok di Posyandu
9)   Pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan yang Bawah Garis  Merah (BGM) dari GAKIN
10)   Investigasi/Pelacakan kasus gizi buruk
a)    Pemberian PMT penyuluhan di Posyandu
b)   Balita gizi buruk mendapat perawatan
c)    Pemberian tpablet tambah darah pada Bumil
d)   Balita gizi buruk dan ibu hamil KEK (Kurang Energi Kronis) mendapat PMT Pemulihan.

B.   Metode Program Gizi Masyarakat
Metode dalam program gizi masyarakatmelalui beberapa kegiatan yaitu :
1.   Pengumpulan data kesakitan
2.   Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis
3.   Pengamatan terhadap penduduk, pemeriksaan terhadap balita ,anak – anak,bumil  yang diduga kekuranga gizi.

C.   Langkah Kegiatan
1.   Persiapan
a.    Diseminasi informasi program gizi masyarakat tingkat Kecamatan dan pihak lain yang terkait.
b.   Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan tingkat Kecamatan
2.   Perencanaan
a.  Merencanakan teknis kegiatan program gizi masyarakat dengan lintas sektor terkait
b.  Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan program gizi masyarakatyang bersumber dari dana BOK dan SPO.
3.   Pelaksanaan
a.  Menetapkan mekanisme koordinasi antar sektor terkait dengan leading sektor dari Puskesmas (penanggung jawab program gizi)
b.  Membentuk dan mengaktifkan kelembagaan untuk pelaksanaan kegiatan program gizi masyarakat di tingkat Kecamatan.
4.   Melaksanaan kegiatan program gizi masyarakat sesuai dengan jadual yang telah disusun.
5.   Monitoring evaluasi
a.    Monitoring pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat
b.   Melaporkan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masayarakat.

BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan program gizi masyarakat direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan program gizi masyarakat yang akan dilaksanakan.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program gizi masyarakat perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

                                              BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan program gizi masyarakatperlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Kinerja pelaksanaan program gizi masyarakat dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dalam pelaksanaan program gizi masyarakatdengan tetap memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat. Keberhasilan kegiatan program gizi masyarakattergantung pada komitmen yang kuat dari semua pihak terkait dalam upaya meningkatkan kemandirian masyarakat dan peran serta aktif masyarakat dalam bidang kesehatan.