Senin, 11 Juni 2018

Riwayat Singkat Bedug Pendowo, Bedug Raksasa dari Purworejo

Tags


Bedug Pendowo, Bedug Raksasa dari Purworejo

Masjid menjadi salah satu destinasi wisata bagi para wisata.
Keunikan arsitektur hingga sejarah yang tersimpan dalam masjid, menjadi daya tarik tersendiri yang pantas untuk dikunjungi.
 
bedug pendowo purworejo
bedug pandowo purworejo jateng

Seperti juga Masjid Darul Muttaqin Purworejo, Jawa Tengah. Masjid yang berdiri sejak tahun 1834 tersebut. Bila kita melangkah ke dalam, pandangan mata akan tertuju pada sebuah bedug raksasa yang berada tepat di sebelah kiri serambi masjid.

Bedug pendowo adalah bedug raksasa yang dibuat pada abad ke-18 dan menjadi bedug terbesar di dunia.
Bedug Pendowo, adalah nama bedug raksasa itu. Benda berbentuk tabung tersebut memiliki diameter sepanjang rentangan tangan orang dewasa. Tak heran jika bedug pendowo menjadi daya tarik bagi pengunjung.  masjid yang terletak tepat di sebelah barat Alun-alun Purworejo.

Banyak yang kagum ,dari para pengunjung masjid, saat melihat bedug yang terbesar di dunia.
Dahulu, Adipati Cokronagoro I selaku Bupati Purworejo kala itu menginginkan Masjid Darul Muttaqin ramai dikunjungi para jamaah. Karena itu dia memerintahkan untuk membuat bedug yang besar agar suaranya juga lantang terdengar hingga kejauhan.

 Bedug pendowo yang berada di Masjid Darul Muttaqin, terletak di sebelah barat Alun-alun Purworejo
Kayu jati bercabang lima atau biasa disebut sebagai pohon jati pendowo yang berasal dari Desa Pendowo, Kecamatan Purwodadi, Purworejo dipilih sebagai bahan bedug raksasa ini. Sementara untuk bagian tabuhannya terbuat dari kulit banteng.

Selain memiliki ukuran yang besar, bedug pendowo juga memiliki kisah yang menarik dan membuat bedug pendowo istimewa, meski usianya hampir dua abad.

Tak hanya proses pembuatannya yang sulit dan memakan waktu hingga tiga tahun, proses perawatan bedug pendowo juga tak bisa dikatakan mudah. Kesulitan dirasa khususnya pada bagian tabuhan bedug. Seringnya bedug ditabuh tentu membuat kulit tabuhannya semakin menipis. Sementara cukup sulit menemukan sapi maupun kerbau dengan ukuran sebesar itu.

 Konon, para pengelola masjid dulu tidak perlu repot mencari kulit sapi sebagai pengganti jika bagian tabuhannya rusak atau sobek. Sebab ada sapi yang datang  sukarela mendatangi Masjid Darul Muttaqien.

Kini, untuk menjaga keawetannya, bedug pendowo hanya ditabuh menjelang salat Jumat hingga waktu salat Ashar dan juga hari hari besar keagamaan, seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Sementara, untuk pemakaian harian, tersedia sebuah bedug dengan ukuran yang lebih kecil tepat berada di sebelah kanan serambi masjid.

Bedug Pandowo terbuat dari  satu pohon bulat tidak ditembel tembel.
Hal itu  membuat diameter kedua sisi bedug pendowo tidak sama lebar. Di bagian depan, diameter bedug pendowo mencapai 194 centi meter  dan  sementara bagian belakang lebih pendek, yakni 180 centi meter dengan panjang  292 centi meter.

Bedug pendowo menjadi salah satu kebanggaan yang perlu dilestarikan. Pagar kayu setinggi satu meter yang mengelilingi bedug pendowo serta sebuah papan bertuliskan informasi dan imbauan juga dipasang untuk mengingatkan para pengunjung bahwa bedug pendowo merupakan warisan budaya yang patut dijaga dan dirawat dengan baik.

Referensi bacaan :
travel.kompas.com /Melihat.Bedug.Pendowo.Bedug.Raksasa.dari.Purworejo