Rabu, 03 Januari 2018

KERANGKA ACUAN ASUHAN PERSALINAN


  
KOP
KERANGKA ACUAN ASUHAN PERSALINAN

A.   PENDAHULUAN
Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu dibanyak Negara berkembang terutama disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan eklamsia sepsis dan komplikasi keguguran sebagian besar penyebab utama kesakitan dan kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapa Negara berkembang dan hampir semua Negara maju berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ketingkat yang sangat rendah.
B.   LATAR BELAKANG
Persalinan yang bersih dan aman  merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah kesakitan dan kematian. Ibu.  Penatalaksanaan komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan setelah persalinan. Dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu perlu diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksanakan komplikasi pada jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi dan ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berada menurut derajat keadaan dan tempat terjadinya
C.   TUJUAN
          Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta dan intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
D.  TATA NILAI

E.   TATA HUBUNGAN KERJA
No
Lintas Program / Lintas Sektor
Peran
1.
Lintas Program (petugas promkes,gizi,KIA-KB)
Memberikan pelayanan
Pelaksanaan,dan penyuluhan kegiatan .

2.
Lintas sktor
a.Kepala Desa

b. Kader

Pelindung dan penggerak masyarakat
Mitra kerja pelaksanaan program

F.   KEGIATAN POKOK.
1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua.
·           Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
·           Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau vaginanya.
·           Perineum menonjol.
·           Vulva-vagina dan sfingter anal membuka.
         2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap digunakan.
3.Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
4.Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku, mencuci kedua
   tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan
  tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.
5.Memakai satu sarung dengan DTT atau steril.
6.Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik dengan tehnik   
  one hand.
7.Membersihkan vulva dan perineum
8.Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam  
  untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.
• Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.
9.Mendekontaminasi sarung tangan
10.Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir
    untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal ( 100 – 180 kali  
    / menit ).
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu utuk meneran
13. Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran dan istirahat / makan dan minum jika tidak ada keinginan untuk meneran
14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
16. Membuka partus set.
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kelapa bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.
• Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir DeLee .
        19.Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau      
              kasa yang bersih.
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi.
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut.
24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat panggung dari kaki lahir.
25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu.
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian pusat.
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
28. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain.
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering.
32. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.
34. Memindahkan klem pada tali pusat.
35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan melakukan tekanan dorsokranial pada saat kontraksi.
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan.
39. Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama.
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus.
40. Memeriksa kedua sisi plasenta, lengkap atau tidak.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi
42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %, membilas dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan dengan simpul mati yang pertama.
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5 %.
47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam.
50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
51. Mengevaluasi kehilangan darah.
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi.
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi.
56. Memastikan bahwa ibu nyaman.
57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)                      
G. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN.
1. Pemantauan kala 1
          1)  Beri dukungan dan dengarkan keluhan ibu.
          2)  Jika ibu tampak gelisah / kesakitan
                   a. biarkan ibu ganti posisi.dan miring kekiri
                   b. biarkan ibu beraktifitas ringan sesuai keinginannya.
                   c. Anjurkan suami keluarga untuk memijat punggung.
          3)  Jaga Privasi ibu
          4)  Izinkan ibu untuk mandi ataupun bab.
          5)  Jaga ruangan sejuk
          6)  Berimakan minum untuk mencegah dehidrasi
          7)  Sarankan ibu sesering mungkin kencing.
2. Pemantauan kala 2,3,dan 4.
          Kala 2,3,4 sesuai 60 Langkah APN.                                        
H. SASARAN
        Ibu hamil cukup bulan dalam persalinan Kala I,II,III dan IV.
I.    JADWAL PELAKSAAN KEGIATAN
         Persalinan Normal 24 jam
J. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
       Monitoring Pelaksanaan Persalinan normal dengan menggunakan Partograf. Hal – hal yang melewati ketentuan, akan dilakukan rujukan.
K. PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. Partograf
2. Buku Register Persalinan
3. Buku KIA