Pengertian Difteri
Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang biasanya
menyerang selaput lendir pada hidung serta tenggorokan. Penyakit difteri
termasuk penyakit yang mudah menular serta penyakit infeksi yang perbotensi
bisa mengancam jiwa.
Difteri adalah infeksi bakteri yang
umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta terkadang
dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini sangat menular dan termasuk infeksi
serius yang berpotensi mengancam jiwa.
Pengertian Penyakit Difteri |
Dan hampir 90% dari penderita yang
terinfeksi penyakit difteri, tidak memiliki riwayat imunisasi difteri yang
lengkap.
Penyakit Difteri merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan
imunisasi terhadap difteri termasuk ke dalam program imunisasi wajib pemerintah
Indonesia.
Imunisasi
difteri yang
dikombinasikan dengan pertusis (batuk
rejan) serta tetanus disebut dengan imunisasi
DTP. Sebelum usia 1 tahun, anak diwajibkan mendapat 3 kali imunisasi DTP.
Cakupan anak-anak yang mendapat imunisasi DTP sampai dengan 3 kali di Indonesia.
Penyebab Difteri
Penyakit Difteri yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheriae. Penyebaran dan penularan bakteri difetri dapat terjadi dengan mudah,
terutama bagi anak yang tidak mendapat vaksin difteri.
Cara penularan penyakit Difteri adalah :
1.Terhirup percikan ludah penderita difteri di udara saat penderita bersin
atau batuk.
2.Barang-barang yang terkontaminasi bakteri difteri,
Seperti : mainan atau handuk.
3.Bersentuhan langsung pada luka /borok (ulkus) akibat difteri pada kulit
penderita.
Bakteri difteri menghasilkan racun yang membunuh sel-sel sehat didalam tenggorokan,
yang mengakibatkan sel mati. Sel-sel yang mati ini, yang membentuk membran
(lapisan tipis) abu-abu pada tenggorokan.
Di samping itu, racun yang dihasilkan akan berpotensi menyebar didalam
aliran darah dan bisa merusak jantung, ginjal, serta sistem saraf.
Penyakit difteri juga bisa tidak
menunjukkan gejala-gejala apapun, sehingga penderita tidak menyadari dirinya sudah terinfeksi penyakit difteri.
Dan bila penderita penyakit difteri tidak
menjalani pengobatan dengan tepat, akan berpotensi menularkan penyakit kepada orang, terutama
yang belum mendapatkan imunisasi.
Penyakit Difteri pada umumnya memiliki masa inkubasi atau rentang waktu
sejak bakteri masuk ke tubuh sampai gejala muncul 2 hingga 5 hari.
Gejala-gejala penyakit difteri meliputi:
Gejala-gejala penyakit difteri meliputi:
1.Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi
tenggorokan dan amandel.
2.Demam dan menggigil.
3.Sakit tenggorokan dan suara serak.
4.Sulit bernapas atau napas yang cepat.
5.Pembengkakan kelenjar limfe pada leher.
6.Lemas dan lelah.
7.Pilek.
Pilek yang awalnya berbentuk cair,
lama-kelamaan menjadi kental dan
terkadang bisa bercampur darah.
Difteri juga dapat menyerang kulit serta akan menyebabkan luka seperti
borok (ulkus). Ulkus akan sembuh dalam beberapa bulan, tapi akan meninggalkan bekas
pada kulit.
Komplikasi Difteri
Pengobatan difteri harus segera dilakukan untuk mencegah
penyebaran sekaligus komplikasi yang serius, Jika tidak diobati dengan cepat
dan tepat, toksin dari bakteri difteri dapat memicu beberapa komplikasi yang
berpotensi mengancam jiwa.
Komplikasi penyakit difteri dapat berupa :
1,Masalah pernapasan.
Sel-sel yang mati akibat toksin yang diproduksi bakteri difteri akan
membentuk membran abu-abu yang dapat menghambat pernapasan. 2.Kerusakan jantung.
Selain paru-paru, toksin difteri berpotensi masuk ke jantung dan
menyebabkan peradangan otot jantung atau miokarditis.
3.Kerusakan saraf.
Toksin dapat menyebabkan penderita mengalami masalah sulit menelan,
masalah saluran kemih, paralisis atau kelumpuhan pada diafragma, serta
pembengkakan saraf tangan dan kaki.
4.Difteri hipertoksik.
Komplikasi ini adalah bentuk difteria yang sangat parah. Selain gejala yang
sama dengan difteri biasa, difteri hipertoksik akan memicu pendarahan yang
parah dan gagal ginjal.
Pencegahan Difteri dengan Vaksinasi
Langkah pencegahan paling efektif untuk penyakit ini
adalah dengan vaksin. Pencegahan difteri tergabung dalam vaksin DTP. Vaksin ini
meliputi difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan.
Vaksin DTP termasuk dalam imunisasi wajib bagi
anak-anak di Indonesia. Pemberian vaksin ini dilakukan 5 kali pada saat anak
berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, satu setengah tahun, dan lima tahun.
Selanjutnya dapat diberikan booster dengan vaksin sejenis
(Tdap/Td) pada usia 10 tahun dan 18 tahun.
Sumber bacaan: alodokter.com
Pengertian, Penyebab, Gejala, Cara
Pencegahan, Cara Penularan, Komplikasi Penyakit Difteri,
Understanding, Causes, Symptoms, How to
Prevent, Mode of Transmission, Complications of Diphtheria Disease,