SOP ANESTESI LOKAL
ANESTESI LOKAL
|
||||
SOP
|
No. Dokumen
|
: SOP/ / /.../201
|
||
No. Revisi
|
: 0
|
|||
Tanggal
Terbit
|
:
|
|||
Halaman
|
: 6dari 7
|
|||
1. Pengertian
|
Anestesi
lokal adalah tindakan menghilangkan nyeri/sakit secara lokal tanpa disertai
hilangnya kesadaran.
|
2. Tujuan
|
Sebagai acuan
petugaS untuk melakukan
tindakan anestesi lokal.
|
3. Kebijakan
|
Surat Keputusan Kepala Puskesmas .............. Nomor....Tahun 2016
tentang Monitoring Status Fisiologi Pasien Selama Pemberian
Anestesi Lokal dan Sedasi.
|
4. Referensi
|
1. Chris Tanto et all. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Keempat,
Jilid Kedua. Penerbit Media Aesculapius. FKUI. Jakarta. 2014.
2. Siregar M.B, Bachsinar
B. Atlas Berwarna dan Dasar-Dasar Bedah
Minor, Edisi I (Revisi). Widya Medika. Jakarta. 1995.
3. William De Jong et all.
Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 3. EGC.
Jakarta. 2005.
|
5. Prosedur
|
Anestesi
lokakl dengan menggunakan lidokain
A.
Petugas mempersiapkan alat dan bahan:
a.
Lidocain 2 % atau lidocain compositum (Lidocain dan
epinephrine)
b.
Spuit jarum suntik 1 ml atau 3 ml.
c.
Kapas alcohol 70 %.
d.
Larutan Iodin Povidon 10 %.
B.Jika menggunakan
Lidocain compositum (kombinasi epinephrine) petugas memastikan bukan
merupakan kontraindikasi, meliputi :
a.
Organ akral (end organ) misalnya telinga, jari tangan
dan kaki, cuping hidung dan penis.
b.
Penderita lanjut usia (geriatri)
c.
Penderita hipertensi.
d.
Penderita penyakit kardiovaskuler.
e.
Penderita Diabetes Melitus.
f.
Penderita tirotoksikosis.
g.
Infiltrasi, blok saraf, blok spinal pada persalinan
spontan dengan bayi yang belum lahir.
C.Petugas mempersiapkan
pasien :
a.
Identitas pasien.
b.
Memberitahukan pasien/keluarga atas tindakan yang akan
dilakukan dengan pengisisan lembar persetujuan tindakan medis (informed
consent).
c.
Mempersilahkan pasien untuk posisi berbaring yang
nyaman.
Tiga tehnik
pilihan dalam anestesi lokal dengan lidocain :
1.
Tehnik infiltrasi : penyuntikan lidocain langsung
diarahkan kesekitar tempat lesi, luka atau incisi. Cara yang sering digunakan
adalah blokade lingkar dan obat disuntikkan intradermal atau subkutan.
2.
Tehnik field block : obat ditempatkan pada cabang-cabang
saraf yang lebih besar mengelilingi daerah tindakan.
3.
Tehnik block saraf : obat ditempatkan pada batang saraf
yang besar sehingga daerah yang dilayani (distal) saraf yang akan
bersangkutan akan teranestesi.
Prosedur I (Tehnik Infiltrasi)
Untuk
lesi-lesi permukaan (superfisialis)
1.
Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptik.
2.
Petugas memasukkan lidocain ke dalam spuit jarum suntik.
3.
Petugas menusukkan jarum suntuk menyusur kulit secara
subkutan.
4.
Petugas melakukan aspirasi.
5.
Petugas menyuntikkan perlahan-lahan sambil mencabut
jarum, bila tidak masuk pembuluh darah.
6.
Petugas saat mencabut jarum pada jarak tertentu,
dilakukan aspirasi kembali dan penyuntikan, demikian seterusnya sampai daerah
yang dimaksud selesai dianestesi.
7.
Petugas melakukan pengurutan pada tempat yang telah
dianestesi agar zat anestetik merata sambil menunggu kerja obat.
Prosedur II ( Tehnik Field Block)
Digunakan pada
pengangkatan lesi kecil hingga sedang.
1.
Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptik.
2.
Petugas memasukkan lidocain kedalam spuit jarum suntik.
3.
Petugas menusukkan jarum suntik, arahkan pada satu sisi
daerah yang akan di anestesi.
4.
Petugas melakukan aspirasi.
5.
Petugas menyuntikkan obat sambil jarum ditarik mundur.
6.
Petugas menarik jarum tapi tidak sampai habis lalu
menyuntikkan ke arah yang bersudut dengan arah suntikan pertama9sisi lain
dari lesi).
7.
Petugas melakukan aspirasi.
8.
Petugas menyuntikkan obat sanbil jarum ditarik mundur.
9.
Petugas mengulangi prosedur diatas benjolan satunya.
10.
Petugas menyuntikkan obat dengan ujung-ujung suntikan
pada kedua sisi bertemu dengan ujung suntikan yang dibuat pada benjolan
lainnya.
11.
Bila perlu, petugas memberikan suntikan pada lappisan
yang lebih dalam atau pada jaringan dibawah lesi.
Prosedur III (Tehnik Blok Saraf)
Biasa
digunakan untuk tindakan yang agak luas.
1.
Petugas membersihkan sekitar luka dengan antiseptik.
2.
Petugas memasukkan lidocain kedalam spuit jarum suntik.
3.
Petugas memasukkan jarum suntik pada daerah proksimal
dari daerah yang akan dilakukan tindakan.
4.
Petugas menanyakan pada pasien apakah merasakan
kesemutan pada saat jarum ditusukkan (jika merasa kesemutan berarti posisi
suntukan sudah tepat).
5.
Setelah suntikan selesai, petugas melakukan masase
(pijatan pada daerah suntikan untuk membantu penyerapan obat).
6.
Petugas mengalihkan perhatian pasien misalnya dengan
diajak bicara sambil melkaukan tes apakah obat sudah bekerja, dengan menusuk
daerah yang akan dilakukan tindakan dengan benda tajam seperti jarum.
7.
Bila pasien tidak kesakitan, berarti blok berhasil
|
6. Unit Terkait
|
1. Unit Balai Pengobatan
Umum
2. Unit Balai pengobatan
Gigi
3. Unit Keseshatan Ibu
anaka dan KeluargaBerencana
|
Rekaman historis perubahan
No
|
Isi perubahan
|
Tgl. Mulai
Diberlakukan
|