SOP PENYAKIT VULNUS PUSKESMAS
VULNUS
|
||||
SOP
|
No.
Dokumen
|
|||
No.
Revisi
|
||||
Tanggal Terbit
|
||||
Halaman
|
1
- 7
|
|||
UPT
Puskesmas
|
1.Pengertian
|
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling luar
yang berguna melindungi diri dari trauma luar serta masukkan benda asing.
Apabila kulit terkena trauma, maka dapat menyebabkan luka/ vulnus. Luka
tersebut dapat merusak jaringan, sehingga terganggunya fungsi tubuh serta
dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Keadaan terjadinya diskontinuitas jaringan,
dapat ditimbulkan oleh berbagai macam akibat yaitu trauma, meliputi luka
robek (laserasi), luka akibat gesekan (abrasi), luka akibat tarikan (avulsi),
luka tembus (penetrasi), gigitan, luka bakar dan pembedahan.
|
||||||||
2.Tujuan
|
Sebgai acuan penerapan langkah-langkah untuk
tatalaksana penyakit vulnus
|
||||||||
3.Kebijakan
|
Surat
Keputusan Kepala Puskesmas No…. Tahun…. Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
Unit Puskesmas
|
||||||||
4.Referensi
|
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
|
||||||||
5.Prosedur / langkah-langkah
|
a.
Jelaskan prosedur mulai dari pembersihkan luka hingga kemungkinan
penanganan seperti dijahit pada pasien.
b.
Minta persetujuan menangani luka pada pasien dan atau keluarga
c.
Siapkan alat dan bahan
d.
Petugas mencuci tangan dan kenakan sarung tangan bersih
e.
Bebaskan area sekitar luka dari pakaian yang menghalangi, tempatkan
perlak dan bengkok di bawah area luka.
f.
Irigasi luka atau cuci luka dengan menggunakan cairan normal saline,
untuk membuang jaringan mati dan benda asing, sehingga akan mempercepat
penyembuhan. Jika perlu lakukan dengan bantuan kasa steril. Lakukan secara
sistematis dari lapisan superfisial ke lapisan yang lebih dalam.
g.
Beri antiseptik (alkohol 70 %, betadine, obat merah dan lain-lain) pada
luka. Jika luka kotor maka dapat dibersihkan menggunakan larutah H2O2 atau
perhidrol 10 %.
h.
Nilai besarnya luka, usahakan membersihkan luka sebersih mungkin, dengan
menggunakan pinset, kasa dan cairan antiseptik. Jika saat diberi antiseptik
masih ada perdarahan aktif maka, lakukan penekanan pada daerah luka dengan
kasa selama beberapa saat.
i.
Apabila dari penilaian luka membutuhkan jahitan baik untuk menghentikan
perdarahan, maka dilakukan prosedur jahit atau hecting dilakukan mulai dari
tempat dengan perdarahan yang aktif.
j.
Minta perawat atau asisten menyalakan dan mengarahkan lampu tindakan ke
arah tempat yang akan dijahit, ganti sarung tangan dengan sarung tangan
steril.
k.
Berikan suntikan obat anestesi pada sekitar luka.
l.
Cek apakah obat anestesi telah bekerja, dapat dengan menggunakan pinset
m.
Tutup luka dengan duk steril, hingga hanya tempat yang akan dijahit yang
terlihat.
n.
Rapikan tepian dan jaringan yang dinilai dapat mengganggu proses
penyembuan luka dengan menggunting mengunakan gunting jaringan
o.
Pilih jarum dan benang yang sesuai dengan luka yang ada, tergantung
dalamnya luka.
p.
Pasang benang dan jarum jahit pada needle holder lalu pegang needle
holder dengan tangan dominan dan pinset pada tangan yang lain. Jika
perdarahan mengganggu proses hecting perawat 2 atau asisten dapat membantu
dengan menyeka darah dari luka.
q.
Lakukan jahitan luar dan dalam jika luka dinilai dalam, gunakan benang
absorbable (dapat diserap) untuk jahitan dalam dan non absorbable untuk
jahitan luar.
r.
Memilih teknik jahitan yang akan dipakai sesuai dengan penilaian kondisi
luka.
s.
Lanjutkan jahitan luka sampai luka tertutup. Sebagai catatan jika luka dinilai
bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur kurang dari 6 jam
boleh dijahit primer atau rapat, sedangkan luka yang terkontaminasi berat dan
atau dinilai tidak bersih dapat dilakukan jahitan situasional sambil
diobervasi 2-3 hari ke depan.
t.
Bersihkan kembali area jahitan dengan antiseptik dan nilai serta rapikan
luka jahitan.
u.
Cek apakah masih ada perdarahan dan apakah jahitan telah rapi. Jika perlu
maka jahitan dapat ditambahkan hingga perdarahan teratasi atau jahitan rapi.
v.
Lepas duk steril.
w.
Tutup luka jahitan dengan sufratul atau salep antibiotik Apabila tidak
membutuhkan jahitan setelah diberikan cairan antibiotik dan dibersihkan
langsung ditutup dengan sufratul / salep antibioik.
x.
Lalu tutup dengan kasa dan plaster.
y.
Rapikan kembali pasien dan alat-alat yang digunakan.
z.
Petugas membuka sarung tangan dan mencuci tangan.
Ã¥.
Tanyakan keadaan pasien dan memberikan cara perawatan luka di rumah serta
lama kontrol luka
ä.
Mencatat tindakan yang telah dilakukan
|
||||||||
1.Diagram Alir
|
|||||||||
2.Hal-hal yang
perlu diperhatikan
|
|||||||||
Unit Terkait
|
1.
Ruang pemeriksaan
Umum
2.
Rawat inap
3.
Puskesmas
Pembantu
dll
|
||||||||
Dokumen terkait
|
1. Rekam Medik
|
||||||||
Rekaman
historis perubahan
|
|