Sabtu, 21 April 2018

SOP PENGELOLAAN HIPERTENSI


SOPENGELOLAAN HIPERTENSI





PENGELOLAAN HIPERTENSI



SOP
No. Dokumen
:
VII/   /I/201
No. Revisi
:

Tanggal Terbit
:
5 Januari 201
Halaman
:
1 / 3
UPT Puskesmas







Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah yang sama atau melebihi 140 mmHg (sistolik) dan/atau sama atau melebihi 90 mmHg (diastolik) pada seseorang yang tidak sedang makan obat antihipertensi. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.



Tujuan
Untuk memberikan tata laksana yang tepat pada pasien Hipertensi.
Kebijakan
SK
Referensi
Ø  Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, Th 2011
Ø  Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Faskes Tingkat Pertama (Kepmenkes RI nomor HK.02.02/Menkes/514/2015)
Prosedur /
Langkah-Langkah
1.   Perawat memanggil pasien sesuai nomor urut,
2.   Perawat mencocokkan identitas pasien dengan RekamMedis, jika ada ketidak sesuaian data petugas mengkonfirmasikan dengan sub unit pendaftaran,
3.   Perawat melakukan pemeriksaan sesuai SOAP
1.   Perawat mencatat hasil pemeriksaan SOAP di form Rekam Medis,
4.   Perawat menyerahkan form Rekam Medik kepada Dokter Pemeriksa,
5.   Dokter melakukan anamnesa :
a.    Dokter menayakan keluhan utama pasien,
b.   Dokter menanyakan apakah pasien merasakan pusing,
c.    Dokter menanyakan apakah pasien merasakan nyeri atau kaku pada pada tengkuk
d.   Dokter menanyakan apakah pasien mengalami kelemahan pada anggota geraknya,
e.    Dokter menanyakan apakah pasien merasakan mual,
f.     Dokter menanyakan apakah pasian merasakan kesemutan,
g.    Dokter menanyakan riwayat penyakit terdahulu pasien,dan apakah ada alergi obat
6.   Dokter mencatat hasil anamnesa di form Rekam Medis,
7.   Dokter melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien,
8.   Apabila pemeriksaan tekanan darah didapatkan :

Prehipertensi
Hipertensi Grade I
Hipertensi Grade II
Sistolik
120-139
140-159
>159
Diastolik
80-89
90-99
>99
     Maka dokter menentukan derajat hipertensi yang diderita pasien
9.   Dokter mencatat hasil pemeriksaan fisik di form Rekam Medis,
10. Dokter menentukan terapi Hipertensi
 Terapi obat pada hipertensi dimulai dengan salah satu obat berikut ini
a.  Diuretik furocemid 40 mg  pada pagi hari
b.  Kaptopril 12,5mg atau 25mg
c.  Amlodipin 5mg atau 10 mg dosis tunggal.
d.  Nifedipine 2x5 mg sehari.
11. Dokter menulis terapi Hipertensi di blangko resep,
12. Dokter menyerahkan blangko resep kepada pasien,
13. Dokter mencatat terapi Hipertensi di form Rekam Medik
14. Doktermemberikannasehat :
a.    Menurunkan berat badan sampai batas ideal.
b.   Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol tinggi.
c.    Mengurangi pemakaian garam samapi kurang dari 2,3 gram natrium.
d.   Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat.
e.    Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitas selama tekanan darah normal.
f.     Berhenti merokok dan alcohol.

15. Apabila Pasien dengan tanda kelemehan pada anggota gerak perlu segera dirujuk ke rumah sakit,
16. Apabila pasien dengan tensi 200 mmHg atau lebih di rujuk
17.Dokter meyerahkan form Rekam Medis kepada Perawat utuk dicatat di buku Regiter pasien,
18.Perawat mencatat diagnosa dan terapi di buku register pasien.
Unit Terkait
1.   RuanganPemeriksaan Umum
2.   Ruangan KIA, KB, dan Imunisasi
3.   RuanganPemeriksaan Gigi dan Mulut
4.   Ruang Farmasi
5.   Laboratorium