SOP DEMAM TIFOID AKREDITASI PUSKESMAS
DEMAM TIFOID
|
||||
SOP
|
No.
Dokumen
|
|||
No.
Revisi
|
||||
TanggalTerbit
|
||||
Halaman
|
1
- 6
|
|||
UPT
Puskesmas
|
1. Pengertian
|
Demam
thipoid banyak ditemukan dimasyarakat perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit
ini erat kaitannya dengan kualitas higiene pribadi dan sanitasi lingkungan
yang kurang baik. Di indonesia bersifat endemik dan merupakan masalah
kesehatan masyarakat. Dari telaah kasus di rumah sakit besar di indonesia,
tersangka demam thypoid menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun
ketahun dengan rata-rata kesakitan 500/100.000 penduduk dan angka kematian
antara 0.6-5% ( KMK 2006). Selain tingkat insiden yang tinggi demam thypoid
terkait dengan berbagai aspek permasalahan lain, misalnya: akurasi diagnosis,
resistensi antibiotik dan masih rendahnya cakupan vaksinasi demam tifoid
|
||||||||||||||||
2. Tujuan
|
Sebgai acuan
penerapan langkah-langkah untuk tatalaksana demam tifoid
|
||||||||||||||||
3. Kebijakan
|
Surat
Keputusan Kepala Puskesmas No…. Tahun…. Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
Unit Puskesmas .....
|
||||||||||||||||
4. Referensi
|
Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
|
||||||||||||||||
5. Prosedur / langkah-langkah
|
a.
Melakukan anamnesa dengan
menanyakan keluhan pasien.
Gejala klinik :
·
Demam turun naik terutama
sore dan malam (demam intermitten)
·
Sakit kepala (pusing) area
frontal
·
Nyeri otot
·
Pegal-pegal
·
Insomnia
·
Anoreksia
·
Mual muntah
·
Gangguan gastrointestinal
spt konstipasi, meteorismus atau diare, nyeri abdomen dan BAB berdarah
b.
Melakukan pemeriksaan fisik
·
Suhu tinggi
·
Bau mulut karena demam lama
·
Bibir kering dan kadang
pecah-pecah
·
Lidah kotor dan ditutup
selaput putih (coated tongue), jarang ditemukan pada anak
·
Ujung dan tepi lidah
kemerahan dan tremor
·
Nyeri tekan regio
epigastrik (nyeri ulu hati)
·
Hepatosplenomegali
·
Bradikardia relatif
(peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi nadi)
·
Pada keadaan lanjut bisa
terjadi penurunan kesadaran ringan berupa apatis. Bila keadaan berat pasien
dapat menjadi somnolen dan koma atau dengan gejala-gejala psikosis
·
Pada penderita dengan
toksik, gejala delirium lebih menonjol
c.
Merujuk pasien utk
melakukan pemeriksaan penunjang dan menginterpretasi hasil pemeriksaan
·
Darah Lengkap
ü Leukopeni ( <5000/mm3)
ü Limfositosis relatif
ü Monositosis
ü Aneosinofiia
ü Trombositopenia ringan
ü Penurunan hemoglobin akibat perdarahan hebat dalam abdomen dpt terjadi
pada minggu ke 3 dan 4
·
Serologi Widal
ü Titer O 1/320 diduga kuat diagnosisnya adalah demam tifoid
ü Widal (-)/negatif tidak menyingkirkan demam tifoid
ü Diagnosa pasti bila didapatkan kenaikan titer 4 kali lipat pd pemeriksaan
ulang dengan intervan 5-7 hari
d.
Menegakkan diagnosa klinis
berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
·
Suspek demam tifoid (
Suspect Case)
Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan gejala demam, gangguan
saluran cerna dan petanda gangguan kesadaran
·
Klinis demam tifoid (
Probable Case)
Suspek demam tifoid didukung dengan gambaran laboratorium yang menunjukan
tifoi
e.
Menentukan terapi
·
Terapi suportif (tirah
baring, diet tinggi kalori dan tinggi protein, konsumsi obat-obatan secara
rutin dan tuntas serta kontrol dan monitor tanda vital, kemudian dicatat
dengan baik direkam medik)
·
Terapi simptomatik untuk
menurunkan demam (antipiretik) dan mengurangi keluhan gastrointestinal
·
Terapi definitif dengan
pemberian antibiotika. Antibiotika lini pertama untuk demam tifoid adalah
kloramfenikol, ampisillin atau amoksisilin (aman untuk penderita yang sedang
hamil), atau trimetoprim-sulfametoxazole (kotrimosazol)
·
Bila pemberian salah satu
antibiotika lini pertama tidak efektif, dapat diganti dengan antibiotika lain
atau antibiotika lini kedua yaitu Ceftriaxone, Cefotaxime (diberikan untuk
dewasa dan anak), Kuinolon (tidak dianjurkan untuk anak <18 tahun karenga
dinilai mengganggu pertumbuhan tulang)
f.
Memberikan Konseling dan
edukasi pasien tentang pengobatan dan perawatan demam tifoid yang harus diketahui
pasien dan keluarganya serta diet dan konsumsi obat diperhatikan langsung
oleh dokter dan keluarga pasien dan tanda-tanda kegawatan harus diberitahu
kepada pasien dan keluarga supaya bisa segera dibawa ke RS terdekat untuk
perawatan
|
||||||||||||||||
6. Diagram Alir
|
|||||||||||||||||
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
|
Hal yang
paling pokok yang perlu digaris bawahi dalam SOP
Contoh:
observasi pasien antara 5 s/d 15 menit terhadap reaksi obat
|
||||||||||||||||
8. Unit
Terkait
|
Berisi
unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses kerja tersebut
Contoh :
a.
Ruang
pemeriksaan Umum
b.
Ruang
kesehatan gigi dan mulut
c.
Rawat
inap
d.
Imunisasi
e.
Puskesmas
Pembantu
f.
dll
|
||||||||||||||||
9. Dokumen terkait
|
a. Rekam Medik
|
||||||||||||||||
b.
Rekaman historis perubahan
|
|
DEMAM TIFOID
|
||||
DAFTAR TILIK
|
No. Dokumen
|
7.1.1.7/ 20
|
||
No. Revisi
|
00
|
|||
TanggalTerbit
|
05
|
|||
Halaman
|
1 - 1
|
Langkah
Kegiatan
|
Ya
|
Tidak
|
Tidak
Berlaku
|
|
1
|
Apakah petugas
melakukan anamnesa dengan menanyakan keluhan pasien?
|
|||
2
|
Apakah
petugas melakukan pemeriksaan fisik?
|
|||
3
|
Apakah petugas merujuk pasien utk melakukan pemeriksaan penunjang dan
menginterpretasi hasil pemeriksaan?
|
|||
4
|
Apakah petugas menegakkan diagnosa klinis berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang?
|
|||
5
|
Apakah petugas
menentukan terapi?
|
|||
6
|
Apakah petugas memberikan Konseling dan edukasi pasien tentang
pengobatan dan perawatan demam tifoid?
|
|||
Jumlah
|
||||
Σ Ya / Σ ya + tidak x 100 % Compliance Rate
(CR )
|