Kamis, 05 April 2018

SOP DAN DAFTAR TILIK DEMAM TIFOID


SOP DEMAM TIFOID AKREDITASI PUSKESMAS



DEMAM TIFOID

SOP
No. Dokumen

No. Revisi

TanggalTerbit

Halaman
16
UPT Puskesmas







1.  Pengertian
Demam thipoid banyak ditemukan dimasyarakat perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini erat kaitannya dengan kualitas higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Di indonesia bersifat endemik dan merupakan masalah kesehatan masyarakat. Dari telaah kasus di rumah sakit besar di indonesia, tersangka demam thypoid menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ketahun dengan rata-rata kesakitan 500/100.000 penduduk dan angka kematian antara 0.6-5% ( KMK 2006). Selain tingkat insiden yang tinggi demam thypoid terkait dengan berbagai aspek permasalahan lain, misalnya: akurasi diagnosis, resistensi antibiotik dan masih rendahnya cakupan vaksinasi demam tifoid

2.  Tujuan
Sebgai acuan penerapan langkah-langkah untuk tatalaksana demam tifoid

3.  Kebijakan
Surat Keputusan Kepala Puskesmas No…. Tahun…. Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Unit Puskesmas .....

4.  Referensi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

5.  Prosedur / langkah-langkah
a.    Melakukan anamnesa dengan menanyakan keluhan pasien.
Gejala klinik :
·         Demam turun naik terutama sore dan malam (demam intermitten)
·         Sakit kepala (pusing) area frontal
·         Nyeri otot
·         Pegal-pegal
·         Insomnia
·         Anoreksia
·         Mual muntah
·         Gangguan gastrointestinal spt konstipasi, meteorismus atau diare, nyeri abdomen dan BAB berdarah

b.    Melakukan pemeriksaan fisik
·         Suhu tinggi
·         Bau mulut karena demam lama
·         Bibir kering dan kadang pecah-pecah
·         Lidah kotor dan ditutup selaput putih (coated tongue), jarang ditemukan pada anak
·         Ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor
·         Nyeri tekan regio epigastrik (nyeri ulu hati)
·         Hepatosplenomegali
·         Bradikardia relatif (peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi nadi)
·         Pada keadaan lanjut bisa terjadi penurunan kesadaran ringan berupa apatis. Bila keadaan berat pasien dapat menjadi somnolen dan koma atau dengan gejala-gejala psikosis
·         Pada penderita dengan toksik, gejala delirium lebih menonjol

c.    Merujuk pasien utk melakukan pemeriksaan penunjang dan menginterpretasi hasil pemeriksaan
·         Darah Lengkap
ü  Leukopeni ( <5000/mm3)
ü  Limfositosis relatif
ü  Monositosis
ü  Aneosinofiia
ü  Trombositopenia ringan
ü  Penurunan hemoglobin akibat perdarahan hebat dalam abdomen dpt terjadi pada minggu ke 3 dan 4
·         Serologi Widal
ü  Titer O 1/320 diduga kuat diagnosisnya adalah demam tifoid
ü  Widal (-)/negatif tidak menyingkirkan demam tifoid
ü  Diagnosa pasti bila didapatkan kenaikan titer 4 kali lipat pd pemeriksaan ulang dengan intervan 5-7 hari

d.    Menegakkan diagnosa klinis berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
·         Suspek demam tifoid ( Suspect Case)
Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan gejala demam, gangguan saluran cerna dan petanda gangguan kesadaran
·         Klinis demam tifoid ( Probable Case)
Suspek demam tifoid didukung dengan gambaran laboratorium yang menunjukan tifoi

e.    Menentukan terapi
·         Terapi suportif (tirah baring, diet tinggi kalori dan tinggi protein, konsumsi obat-obatan secara rutin dan tuntas serta kontrol dan monitor tanda vital, kemudian dicatat dengan baik direkam medik)
·         Terapi simptomatik untuk menurunkan demam (antipiretik) dan mengurangi keluhan gastrointestinal
·         Terapi definitif dengan pemberian antibiotika. Antibiotika lini pertama untuk demam tifoid adalah kloramfenikol, ampisillin atau amoksisilin (aman untuk penderita yang sedang hamil), atau trimetoprim-sulfametoxazole (kotrimosazol)
·         Bila pemberian salah satu antibiotika lini pertama tidak efektif, dapat diganti dengan antibiotika lain atau antibiotika lini kedua yaitu Ceftriaxone, Cefotaxime (diberikan untuk dewasa dan anak), Kuinolon (tidak dianjurkan untuk anak <18 tahun karenga dinilai mengganggu pertumbuhan tulang)

f.     Memberikan Konseling dan edukasi pasien tentang pengobatan dan perawatan demam tifoid yang harus diketahui pasien dan keluarganya serta diet dan konsumsi obat diperhatikan langsung oleh dokter dan keluarga pasien dan tanda-tanda kegawatan harus diberitahu kepada pasien dan keluarga supaya bisa segera dibawa ke RS terdekat untuk perawatan






6.  Diagram  Alir

7.  Hal-hal yang
perlu diperhatikan

Hal yang paling pokok yang perlu digaris bawahi dalam SOP
Contoh: observasi pasien antara 5 s/d 15 menit terhadap reaksi obat
8.  Unit Terkait
Berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses kerja tersebut
Contoh :
a.    Ruang pemeriksaan Umum
b.    Ruang kesehatan gigi dan mulut
c.    Rawat inap
d.    Imunisasi
e.    Puskesmas Pembantu
f.     dll
9.   Dokumen terkait
a.    Rekam Medik


b.    Rekaman historis perubahan

No

Yang diubah

Isi Perubahan
Tanggal mulai diberlakukan


























DEMAM TIFOID

DAFTAR TILIK
No. Dokumen
7.1.1.7/ 20
No. Revisi
00
TanggalTerbit
05
Halaman
1 - 1





Langkah Kegiatan
Ya
Tidak
Tidak Berlaku
1
Apakah petugas melakukan anamnesa dengan menanyakan keluhan pasien?




2
Apakah petugas melakukan pemeriksaan fisik?




3
Apakah petugas merujuk pasien utk melakukan pemeriksaan penunjang dan menginterpretasi hasil pemeriksaan?




4
Apakah petugas menegakkan diagnosa klinis berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang?




5
Apakah petugas menentukan terapi?



6
Apakah petugas memberikan Konseling dan edukasi pasien tentang pengobatan dan perawatan demam tifoid?



Jumlah



Σ Ya / Σ ya + tidak x 100 % Compliance Rate (CR )